Berita Batola

Petugas Pemadam di Batola Kalsel Mulai Kewalahan, Karhutla Makin Marah dan Tersebar

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Baritokuala makin mengaktifkan pos koordinasi (posko) induk dan lapangan menyikapi karhutla

Penulis: Mukhtar Wahid | Editor: Edi Nugroho
BANJARMASINPOST.CO.ID/RIFKI SOELAIMAN
Ilustrasi: Karhutla Kalsel. Sukarelawan berupaya memadamkan kebakaran lahan di kawasan Terantang, Kelurahan Semangat Dalam, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Provinsi Kalimantan Selatan, Kamis (28/9/2023). 

BANJAFMASINPOST.CO.ID - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Baritokuala makin mengaktifkan pos koordinasi (posko) induk dan lapangan menyikapi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), yang tambah marak dan tersebar.

Semangat petugas dan relawan pun dipompa. "Petugas kami di posko ada mulai kewalahan menangani permintaan pemadaman," ungkap Plt Kepala Pelaksana BPBD Batola Aris Saputera, Kamis (28/9).

Untuk itu koordinasi dengan TNI, Polri, Damkar serta SKPD terkait seperti Dinas LH, Dinkes dan Dinsos ditingkatkan.

Aris pun membuat grup Whatsapp dengan kepala desa. Menurutnya, saat ini karhutla terjadi di Kecamatan Jejangkit yang berbatasan dengan Kabupaten Banjar.

Baca juga: Andaikan Syair Itu Diamalkan

Baca juga: Membiasakan Masker Lagi

Relawan pemadam pun berdatangan ke Perumahan Taman Lenny Jaya Residence, Kelurahan Semangat Dalam, Kecamatan Alalak, Kamis. Hal ini karena api mendekati rumah warga
Riyani (33), warga setempat, mengatakan api mulai muncul sekitar pukul 12.00 Wita dan makin besar sekitar pukul 14.00 Wita. Saat itu relawan berdatangan untuk melakukan pemadaman.

“Sudah empat tahun saya tinggal di sini dan baru tahun ini saya saksikan kebakaran lahan,” ucapnya.

Sudah beberapa kali kebakaran lahan terjadi di sekitar rumahnya. “Kemarin sempat terjadi di belakang rumah saya.

Tapi beruntung tidak terlalu besar,” katanya. Dia dan warga pun kerap merasakan kabup asap tebal.

Relawan Damkar dari MG Elang, Hasbianoor, mengatakan sekitar pukul 10.00 Wita, mereka melakukan pemadaman di kawasan Kompleks Persada Raya 2. “Pukul 12.00 Wta masuk lagi info ada api di sini,” katanya.

Saat mereka datang, api menyala di beberapa tempat. “Kencangnya angin dan panasnya cuaca membuat api semakin banyak dan menyebar,” jelasnya.

Baca juga: Cerita Tetuha Masjid Sultan Suriansyah Banjarmasin yang Ikut Tradisi Beayun Maulid

Baca juga: Kejuaraan Bulu Tangkis Piala Wali Kota Banjarmasin 2023, Tim DWE Siap Tantang Juara Bertahan

Jika ditotal, menurut Hasbi, ada sekitar enam hektare lahan yang terbakar. “Kami terkendala air. Selain itu titik api cukup jauh dan akses jalannya susah,” paparnya.

Kebakaran lahan juga terjadi di Desa Abumbun Jaya, Kecamatan Sungaitabuk, Kabupaten Banjar, Kamis.

Dengan selang kecil, sejumlah anak-anak di desa tersebut ikut berjibaku memadamkan kebakaran.

Sejak siang, mereka mengarahkan air ke lahan yang belum terjamah api agar tidak merembet ke permukiman. “Dari Rabu setelah magrib. Kamis siang ini tambah parah,” ucap Rahman.

Karhutla membayangi Desa Abumbun Jaya sejak satu pekan lalu. Relawan kesulitan memadamkannya karena lokasi sulit dijangkau armada pemadam. Mereka hanya bisa menggunakan mesin kecil.

“Untungnya masih ada sumber air. Kami tetap berupaya agar api tidak merembet ke rumah warga,” kata Sahrani, salah satu relawan.

Api yang tidak kunjung mereda membuat Iyan waswas. Memiliki rumah dekat persawahan membuat warga berusia 46 tahun itu tidak tenang setiap hari.

“Beberapa hari terakhir ini bekerja tidak karuan, karena takut rumah peninggalan almarhum ayah kenapa-kenapa,” ujarnya.

Menurut Iyan, karhutla saat musim kemarau bukan hal baru di kawasan tempat tinggalnya. Tetapi, paling parah terjadi tahun ini. “Bila musim hujan banjir, musim kemarau kebakaran lahan,” katanya.

Si jago merah juga mengintai semak belukar di Kabupaten Tanahlaut (Tala). Kamis sekitar pukul 16.30 Wita, api melumat semak belukar di tepi jalan Trans Kalimantan di Desa Jilatan, Kecamatan Batuampar. Lokasinya di sisi kanan jalan dari arah Kota Pelaihari, jauh dari permukiman.

Angin yang cukup kencang memicu lidah api cepat menjalar dan membubung tinggi. Bahkan sesekali tertiup angin ke arah jalan raya.

Hal itu sempat merisaukan pengendara, terutama roda dua yang bergerak dari arah Jorong menuju Pelaihari. Pasalnya, kabut asap cukup tebal menyelubungi jalan.

Beberapa pengendara roda dua berhenti menunggu balutan asap menipis. "Daripada kenapa-kenapa lebih baik berhenti sebentar, yang penting aman," ucap Rusadi, warga Jorong. Apalagi ia mengaku tidak tahan terpapar asap karena punya riwayat asma.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tala H Sahrudin mengatakan saat ini potensi kebakaran lahan memang masih mengancam. Karena itu semua pihak tetap harus waspada. (tar/sul/roy/msr)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved