Berita HSS

Sarjana dari HSS Mantap Jadi Petani Milenial, Terapkan Pengalaman Magang Setahun di Jepang

Lulus sebagai sarjana S1 STIKIP Banjarmasin pada 2023, Rasid bangga menjadi petani. Berbekal magang 1 tahun di Jepang ia menggeluti pilihannya itu

Penulis: Hanani | Editor: Hari Widodo
istimewa
Abdurrasid (berjaket putih ungu), warga Desa Bariang, Kecamatan Kandangan, saat magang di kawasan pertanian di Jepang, pada 2017. 

Apalagi, selain mengarap satu hektare lahan keluarga, dia memiliki sawah lain seluas 3 borongan khusus tanam padi lokal siam untuk konsumsi sendiri.

Baca juga: Petani Milenial Kabupaten Banjar Terima Hibah Dana Program Yess

Rasid bertani semiorganik. Selain pakai pupuk kimia, juga pupuk buatan sendiri. Yaitu pupuk cair dari limbah kompos. Harga pupuk subsidi hetburia saat ini Rp 118 ribu per sak isi 50 kilogram. Phonska Rp 125 ribu. Sedangkan untuk beli pupuk tak bersubsidi, harga lebih mahal satu sampai dua kali lipat.

Untuk Alsintan, petani di Desa Bariang memiliki empat handtraktor. Plus dua mesin pencacah kompos program dana desa.

Rasid mengimbau anak muda di HSS maupun daerah lain jangan malu menjadi petani. Walapun belum bisa kaya raya seperti petani di Jepang, setidaknya pekerjaannya penuh berkah. (Banjarmasinpost.co.id/Hanani)

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved