Tajuk

Hitung Ulang BPIH

Kemenag mengusulan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 1445 H/2024 M ke Komisi VIII DPR RI sebesar Rp 105 juta

Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Dok
Tajuk : Hitung Ulang BPIH 

BANJARMASINPOST.CO.ID - BEBERAPA waktu lalu Kementerian Agama (Kemenag) menyampaikan kabar gembira perihal tambahan kuota jemaah haji untuk Indonesia pada 2024 mendatang.

Dari jumlah 221 ribu pada 2023 menjadi 241 ribu jemaah pada 2024 mendatang, atau bertambah 20 ribu.

Kabar gembira yang dinanti-nanti karena terkait dengan panjangnya antrean haji ini, ternyata tak berumur panjang. Bukan karena jumlahnya direvisi, tapi ada kabar lain yang tak mengenakan.

Kemenag mengusulan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 1445 H/2024 M ke Komisi VIII DPR RI sebesar Rp 105 juta.

Jumlah yang langsung mengejutkan banyak orang, utamanya calon jemaah yang sudah belasan tahun menunggu giliran berangkat.

Usulan ini langsung ditanggapi mayoritas fraksi pada Panitia Kerja (Panja) Biaya Haji DPR RI yang meminta menurunkan usulan BPIH menjadi sekitar Rp 95 juta.

Ini agar Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) yang merupakan bagian dari BPIH tidak membebani calon jemaah.

Memang dengan usulan tersebut, calon haji tak langsung membayar sebesar Rp 105 juta, karena ada komponen lain.

Sebagaimana BPIH 2023 yang ketika itu ditetapkan sebesar Rp 90.050.637,26 per haji regular, dari angka tersebut, disepakati jumlah yang harus dibayar jemaah sekitar 55 persen, yakni Rp 49,8 juta (Bipih). Sedangkan sisanya bersumber dari nilai manfaat sebesar Rp 40,2 atau 44,7 persen dari BPIH.

Namun bila melihat besarnya angka usulan dan kondisi di Kalimantan Selatan (Kalsel), bisa jadi di 2024 angka gagal haji akan bertambah. Mengacu data haji Kalsel 2023, ada 104 orang yang batal ke Tanah Suci karena tak memiliki uang untuk melunasi Bipih.

Tentu saja, batal bukan berarti kuota jemaah kosong, namun digantikan dengan urutan berikutnya yang mampu melunasi. Jadi bagi mereka yang memiliki keleluasaan rezeki, ada kesempatan untuk segera berangkat dengan membayar Bipih.

Nah, kesempatan bagi mereka yang secara materi terbatas tentu akan makin kecil. Dari jumlahnya yang mencapai ratusan bisa meningkat lagi di masa mendatang. Tentu hal ini sangat disayangkan.

Angka memang masih diperhitungkan ulang, termasuk biaya-biaya yang mungkin bisa ditekan agar tak membebani calon jemaah, sebagaimana musim haji lalu yang tiba-tiba anggaran pengadaan gelang bisa dihilangkan. Dengan acuan dollar Rp 16.000, bisa jadi ada angka-angka lain sebenarnya bisa dihitung ulang.

Adapun dari sisi calon jemaah, ada waktu untuk menabung, mengupayakan tambahan biaya apabila nanti tiba waktunya harus berangkat ke Tanah Suci menunaikan Rukun Islam. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved