Berita Internasional

Tujuh Minggu Perang Terbuka, Israel dan Hamas Gencatan Senjata 4 Hari, Saling Bebaskan Sandera

Israel menyetujui gencatan senjata dengan Hamas Palestina selama 4 hari, kedua belah pihak juga akan bebaskan sandera

Editor: Irfani Rahman
REUTERS/AMIR COHEN
Para tentara Israel berdiri di atas tank, yang ditempatkan di dekat perbatasan antara Israel dengan Jalur Gaza, Setelah berperang dengan Hamas selama hampir 7 minggu gencatan kedua belah pihak disepakati selama 4 hari 

BANJARMASINPOST.CO.ID-Perang antara Israel dan Hamas Palestina di Gaza tampaknya akan stop 4 hari ini. Hal ini setelah terjadi kesepakatan gencatan senjata antara kedua belah pihak, Rabu (22/11/2023).

Adanya gencatan senjata ini membuat angin segar setelah kedua belah pihak perang terbuka sekitar 7 minggu.

Tak hanya itu dalam gencatan senjata ini disepati kedua belah pihak akan membebaskan para sandera mereka.

Kabinet Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui kesepakatan tersebut setelah pertemuan yang berlangsung hampir sepanjang malam.

Baca juga: Israel Serang Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Generator Listrik Mati 8 Orang Tewas

Baca juga: Update Korban Serangan Israel ke Palestina, 12.300 Warga Tewas, 30.000 Luka-luka, Jenazah Berserakan

Dalam pertemuan itu, Netanyahu sempat mengatakan kepada para menterinya yang hadir bahwa ini adalah keputusan yang sulit namun merupakan keputusan yang tepat.

Seorang juru bicara pemerintah mengatakan kepada Kantor berita AFP, bahwa di bawah perjanjian tersebut setidaknya 50 sandera perempuan dan anak-anak asal Israel maupun warga negara asing akan dibebaskan, sebagai imbalan atas "jeda" selama empat hari dalam operasi militer.

Disebutkan, untuk setiap 10 sandera tambahan yang dibebaskan, akan ada satu hari gencatan senjata tambahan.

Hamas merilis sebuah pernyataan yang menyambut baik 'gencatan senjata kemanusiaan', yang dikatakan juga akan membebaskan 150 warga Palestina dari penjara Israel.

Gencatan senjata ini memberikan penduduk Gaza sebuah kesempatan yang sangat mereka inginkan, meskipun hanya sebentar, setelah hampir tujuh minggu berperang.

Sumber-sumber dari Hamas dan Jihad Islam, kelompok militan lainnya, sebelumnya mengatakan kepada AFP bahwa gencatan senjata tersebut akan mencakup gencatan senjata di darat dan jeda dalam operasi udara Israel di Gaza selatan.

Persetujuan kabinet Israel merupakan salah satu batu sandungan terakhir untuk memberlakukan perjanjian tersebut.

Qatar telah membantu menengahi perundingan tersebut.

Hamas sampai saat ini terhitung telah membebaskan empat tawanan, di antaranya yakni warga negara AS Judith Raanan (59), dan putrinya, Natalie Raanan (17) pada 20 Oktober, dengan alasan kemanusiaan, serta perempuan Israel Nurit Cooper (79) dan Yocheved Lifshitz (85) pada 23 Oktober.

Baca juga: Rudal Israel Hantam Masjid di Sabra Jalur Gaza, 50 Jemaah Tewas Saat Salat, Puluhan Terluka

Baca juga: Fakta Sosok Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh yang Kediamannya di Serang Rudal Israel, Anak Pengungsi

Menlu Retno: Alasan Israel Serang Gaza untuk Self Defence Tidak Dapat Diterima
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi menegaskan terkait pembelaan Israel bahwa serangan ke Gaza sebagai bentuk pertahanan diri atau self defence tidak dapat diterima sama sekali.

Menurutnya, alasan itu tidak dapat dipakai oleh penjajah seperti Israel.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved