Berita Tapin

Gaji Rp 200 Ribuan Per Bulan, Guru di Pegunungan Meratus Kabupaten Tapin Harapkan Kesejahteraan

Melda Wati, honorer di SDN Batu Ampar, Kecamatan Piani, Kabupaten Tapin, Kalsel, terima honor Rp 200 ribu per bulan.

Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/MUHAMMAD TABRI
Melda Wati, guru honorer di SDN Batu Ampar, Kecamatan Piani, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan, Sabtu (25/11/2023). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, RANTAU - Memperingati Hari Guru 2023 dan juga Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke-78, kesejahteraan masih jadi suatu yang layak dipertanyakan. 

Pasalnya, masih banyak guru yang mendedikasikan tenaganya untuk mencerdaskan, namun belum menerima upah yang layak. 

Seperti yang diungkapkan Melda Wati, guru honorer di SDN Batu Ampar, Kecamatan Piani, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), saat ditemui di momen HUT ke-78 PGRI di Lapangan Sirang Pitu, Desa Miawa. 

Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) ini mengaku telah mengajar setahun lebih di sekolah yang berada di lereng Pegunungan Meratus tersebut. 

Menurutnya, gaji yang diterima hingga saat ini memang terbilang kurang, bahkan tidak cukup untuk biaya hidup dalam sebulan. 

Baca juga: Guru Kelas Jauh di Kabupaten Kotabaru Kalsel Mendapat Uang Tunjangan Daerah Terpencil

"Per bulan, saya terima gajih sekitar Rp 200 ribuan. Cukup tidak cukup, ya dicukup-cukupkan saja," ucap Melda. 

Setiap hari mengajar, alumni UIN Antasari 2020 ini harus merogoh kocek membeli bahan bakar sepeda motornya menuju ke sekolah yang berjarak sekitar 5 km. 

Dikatakan Melda, jalanan berbatu dan menanjak juga jadi tantangan tersendiri untuk menuju sekolah.

Terlebih lagi saat diguyur hujan, maka harus ekstra hati-hati. 

Meski tak sedikit kendala dalam menunaikan tugas sebagai pendidik, guru berusia 25 tahun ini mengaku tetap menikmati dan semangat menjalaninya. 

Menurutnya, berbagai kemudahan menjalankan program dan dukungan dari kawan-kawan seprofesi di sekolah cukup membuatnya tetap memiliki gairah untuk mengajar. 

"Untuk uang tambahan, saya juga ngajar di TPA setiap sore," imbuh Melda. 

Mengenai kesejahteraan yang lebih baik sebagai guru, Melda menjawab sangat berharap. 

Dia berharap bisa diangkat menjadi guru dengan bayaran yang sepadan, misal sebagai guru PPPK tanpa harus melewati seleksi atau proses yang berbelit-belit. 

Dikatakannya, tahun ini juga mengikuti seleksi PPPK. Namun persaingan sangat ketat dengan peluang kecil di kategori umum yang harus dilewati. 

Baca juga: Data Sementara 26 Kios di Blok A Hangus Akibat Kebakaran di Pasar Taibah Kota Martapura Kalsel

Baca juga: Kondisi Penerbangan Seusai Kebakaran di Bandara Syamsudin Noor, Pihak AP Beri Penjelasan

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved