Berita Banjarbaru

Kasus DBD di Tahun 2023 Alami Peningkatan, Dinkes Banjarbaru Imbau Masyarakat Lakukan Hal Ini

Hingga pekan ke-46 Tahun 2023, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarbaru mencatat 314 kasus DBD

Penulis: Muhammad Rahmadi | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Rahmadi
Kepala Dinkes Banjarbaru, dr Juhai Triyanti Agustina. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Hingga pekan ke-46 Tahun 2023, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarbaru mencatat 314 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Para pasien penderita DBD tersebut tercatat saat melakukan pengobatan di Fasilitas Kesehatan (Faskes) di Banjarbaru.

Dikatakan Kepala Dinkes Banjarbaru, dr Juhai Triyanti Agustina data kasus DBD pada tahun 2023 mengalami tren peningkatan bila dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama.

"Kasus DBD pada tahun 2022, dari Januari sampai Desember berjumlah 140," kata dr Juhai, Jumat (8/12/2023).

Baca juga: Viral Mahasiswa Kedokteran UNS Tetap Berjuang Hadiri Praktikum Meski Sedang DBD, Rela Demi Absensi

Baca juga: Anggota TNI-Polri di Kabupaten HST Bantu Lakukan Pengasapan untuk Cegah Penyebaran Penyakit DBD

Berkaitan hal tersebut Juhai pun meminta masyarakat untuk mewaspadai penyakit DBD, terlebih pada musim hujan seperti sekarang.

"DBD erupakan penyakit yang perlu diwaspadai, karena dapat menyebabkan kematian dan dapat terjadi karena lingkungan yang kurang bersih," ujarnya.

Berbagai upaya ujar dr Juhai bisa dilakukan oleh masyarakat, untuk mencegah merebaknya wabah DBD. Satu di antaranya adalah dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus.

Menguras tempat yang sering menjadi penampungan air, seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya. 

Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum. Menutup juga jelas dr Juhai dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas, di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk.

"Kemudian memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang), khususnya yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah," jelasnya.

Lanjut dr Juhai menjabarkan makna kata plus pada kegiatan 3M, di antaranya memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk.

Baca juga: Angka DBD di Banjarmasin Meningkat dari Tahun Lalu, Tiga Meninggal Dunia

Kemudian memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, gotong toyong membersihkan lingkungan, memeriksa tempat-tempat penampungan air, dan meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup.

"Masyarakat juga bisa memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar, dan menanam tanaman pengusir nyamuk," terang dr Juhai.(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Rahmadi)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved