Ekonomi dan Bisnis

Pembelian LPG 3 Kg Dibatasi, Pelaku UMKM di Banjarbaru Ini Pilih Bertahan Pakai Gas Melon Bersubsidi

Walaupun per 1 Januari 2024 pembelian gas LPG 3 Kg dibatasi, Pelaku UMKM tetap memilih menggunakan gas melon bersubsidi

|
Penulis: Salmah | Editor: Hari Widodo
banjarmasinpost.co.id/salmah saurin
Para pedagang kuliner menggunakan aktivitas memasak menggunakan gas LPG isi 3 kg. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Walaupun per 1 Januari 2024 pembelian gas LPG 3 Kg dibatasi, dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) di subpenyalur atau pangkalan, Pelaku UMKM tetap memilih menggunakan gas bersubsidi

Rara pemilik warung DP di Banjarbaru, mengatakan, dia mendapat jatah gas bersubsidi 3 kg setiap setengah bulan sekali dengan harga Rp 20 ribu per tabung melon.

Jatah gas melon subsidi yang didapatnya tersebut, diperoleh di pangkalan kawasan  tempat tinggalnya.

Sebenarnya, menurut Rara, untuk keperluan jualan makanan, paling tidak sekitar per dua hari menghabiskan satu tabung.

Baca juga: Keluhkan Banyak UMKM Tak Kebagian LPG 3 KG, GKN Kalsel Heran Gas Melon Bersubsidi Dijual Eceran

Baca juga: Mengantisipasi Lonjakan Permintaan BBM dan Gas LPG, Pertamina Kalimantan Aktifikan Posko Satgas

Untuk memenuhi keperluan, harus beli eceran atau cari pangkalan yang mau menjual harga miring dari kios.

"Kalau beli eceran harganya bervariasi, rata-rata Rp 25 ribu," ujarnya.

Jika nanti beli di pangkalan wajib pakai KTP dia juga bingung untuk mencari sisa keperluannya, karena jatah terbatas dan juga dibagikan kepada warga yang berhak.

Sementara mengganti dengan yang non subsidi , Rara mengaku keuntungan jualannya tidak seberapa, maka jelas dia tetap berharap beli isi 3 kg.,

"Sebab selisih antara gas bersubsidi dengan non subsidi lumayan juga," alasannya.

Perbandingan selisihnya, misal beli isi 3 kg ditingkat eceran Rp25.000 maka harga per kg cuma Rp 8.350. Kalau harga elpiji 5,5 kg Rp 103.000 berarti per kg Rp 20,600. Harga elpiji 12 kg: Rp 214.000 harga per kg Rp17.850.

Yuliyana, pedagang kuliner, juga menyatakan tetap akan menggunakan gas 3 kg, karena kalau beli yang non subsidi lumayan mahal dan selisih harga cukup banyak untuk keuntungannya yang hanya pelaku usaha kecil.

Keperluan dia kalau lagi bikin kue kering cukup satu tabung 3 kg, tapi dia tidak setiap hari, karena sesuai pesanan.

Baca juga: Aktifkan Satgas Natal dan Tahun Baru, Patra Niaga Optimalkan Penyaluran BBM dan LPG di Kalsel

Yuliyana memang dapat jatah subsidi isi gas 3 kg di tempat tinggalnya, tetapi kalau lagi produksi jelas kurang, biasa bila kehabisan beli di eceran.

"Mudahan ke depan ada tambahan jatah dari pemerintah untuk ditempat mereka, sehingga bisa dapat jatah lebih juga," harap Yuliyana yang tidak mau ganti non subsidi karena selisih harganya lumayan besar.

(Banjarmasinpost.co.id/Salmah Saurin)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved