Kabar Kaltara
Ranjau Bekas Peninggalan Perang Dunia II Diledakkan di Perairan Teluk Batagau Kaltara
Enam titik terdeteksi ranjau laut ditemukan dan berhasil dinetralisir dengan cara diledakkan di Perairan Teluk Batagau, Tarakan, Kalimantan .
BANJARMASINPOST.CO.ID, TARAKAN - Ranjau bekas peninggalan Perang Dunia II diledakkan di Perairan Teluk Batagau, Tarakan, Kalimantan Utara pagi hingga siang tadi, Selasa (9/1/2024
Enam titik terdeteksi ranjau laut ditemukan dan berhasil dinetralisir dengan cara diledakkan di Perairan Teluk Batagau, Tarakan, Kalimantan Utara pagi hingga siang tadi, Selasa (9/1/2024).
Dikatakan Danlantamal XIII Tarakan, Laksamana Pertama TNI Deni Herman, dalam peta tergambarkan daerah Selat Batagau, ada wilayah atau daerah ranjau laut atau minefield.
Siapapun yang ingin melalui dan menggunakan perairan terdapat wilayah ranjau ini lanjutnya, tidak bisa sembarangan dan harus dilaksanakan survei deteksi terlebih dahulu.
Baca juga: Intensitas Hujan Tinggi, Desa Parigi Simbar Kabupaten Tapin Terendam Banjir
Baca juga: Warga Kaltim Resah Elpiji Subsidi 3 Kilogram Kosong, Pertamina Beri Jaminan Stok Gas
"Tadi sudah disaksikan kegiatan netralisir obyek. Ini didukung stakeholders terkait KSOP Disnav, sehingga bisa berjalan.
Juga dari PT Samator dan PRI. Ini salah satu wujud TNI AL dukung kebijakan pemerintah daerah dalam rangka membuka pintu gerbang perekonomian di Kaltara sehingga siapapun pengguna perairan di Kalimantan Utara saat ini, harus aman dari semua obstacle atau rintangan yang ada," paparnya.
Termasuk membuka pintu gerbang perekonomian di Tarakan agar kapal yang mendatangkan bahan mentah ke Tarakan dan bahan jadi yang siap untuk diekspor dari Tarakan keluar negeri dapat dilakukan melalui jalur laut menjadi efektif dan efisien.
Baca juga: BREAKING NEWS 6 Ranjau Diledakkan di Selat Batagau, Danlantamal XIII Pantau dari KRI Pulau Rimau 724
Khususnya di daerah diduga ranjau laut dan ada di dalam peta data yang ada, daerah dinyatakan awalnya ada ranjau harus dilaksanakan pembersihan terlebih dahulu.
Ia lebih jauh menyampaikan, bahwa memang Tarakan menjadi bagian dari Perang Dunia ke-II dimana banyak jenis ranjau ditanam.
Baca juga: Antisipasi Terjangan Banjir di Sampit, Pemkab Kotim Keruk Sungai Baamang Pakai Alat Berat
"Kita tahun di Tarakan ini dulunya base-nya Jepang," papar Deni Herman.
Untuk diketahui juga dalam buku sejarah yang dituliskan karya Fahruddin Muttaqin berjudul Sejarah Pergerakan Nasional (2015) mengutip pemberitaan Kompas.com, Jepang pertama kalinya mendarat di Indonesia ada di Tarakan tepatnya tanggal 11 Januari 1942.
Danlantamal XIII Tarakan menyampaikan bahwa untuk netralisasi sebelumnya sudah ada deteksi dilakukan bersama Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL (Pushidrosal). Dilaksanakannya netralisasi karena didapatkan beberapa posisi dari anomali tersebut berada di bawah sea satu poin tujuh meter sehingga dilaksakan metode memecah kotak dan dilaksanakan rechecking kembali hasil dari peledakan.
Baca juga: Perairan Tarakan Masih Terdapat Ranjau Aktif, Dansatrol Imbau Nelayan Rumput Laut tak Pasang Pukat
Diharapkan setelah dilaksanakan kegiatan, dianggap sudah tidak berbahaya. Danlantamal XIII Tarakan melanjutkan, untuk saat ini yang dilaksanakan dengan area lebar 500 meter panjang wilayah Selat Batagau kurang lebih 18 KM. Jika ingin disurvei semua, petugas masih membutuhkan waktu.
| Diterjang Badai, Empat Nelayan di Perairan Pantai Amal Baru Tarakan Kaltara Hilang |
|
|---|
| 35 Anak di Sebatik Tengah Nunukan Kaltara Keracunan MBG, Sampel Makanan Dikirim ke Laboratorium |
|
|---|
| Puluhan Siswa di Pulau Sebatik Kaltara Keracunan, Dewan Minta Program BMG Distop Dulu |
|
|---|
| Mobil Dinas Camat Dipakai Bantu Evakuasi 13 Murid SD di Sebatik Kaltara Diduga Keracunan MBG |
|
|---|
| 58 Siswa Sebatik Tengah Kaltara Mual Hingga Diare Usai Santap MBG, Camat: Gejalanya Cukup Berat |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.