Kabar Kalteng

Pemicu 1.332 Kasus Diabetes Militus Serang Warga Kalteng Selama 2023, Penyakit Tidak Menular

Pemicu 1.332 kasus diabetes militus menyerang warga di 13 kabupaten dan kota sepanjang 2023 mulai terungkap.

Editor: Edi Nugroho
Tribunpontianak.com
Ilustrasi pelayanan puskemas. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PALANGKARAYA – Pemicu 1.332 kasus diabetes militus menyerang warga di 13 kabupaten dan kota sepanjang 2023 mulai terungkap.

Kementerian Kesehatan melalui Dinkes Kalteng menerapkan program pencegahan dan deteksi dini penyakit tidak menular Diabetes Militus.

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah atau Dinkes Kalteng turut patuh mengikuti program yang diterapkan Kementerian Kesehatan tersebut.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinkes Kalteng, Riza Syahputra menyampaikan kasus diabetes militus ini dimungkinkan akan terus bertambah.

Baca juga: Bawaslu Balangan Tekankan Kewajiban Pengawas Tempat Pemungutan Suara, Bertugas Selama 1 Bulan

Baca juga: Wisata Kalsel: Siring Mina Tirta Pelaihari Tala Cocok untuk Jogging Pagi dan Sore, Kaki Nyaman

Mantan Humas Rumah Sakit Doris Sylvanus Palangkaraya tersebut mengungkapkan, dengan adanya tren perkembangan zaman yang berkaitan dengan pola hidup.

Dia mengungkapkan, saat ini banyak makanan cepat saji yang cenderung tidak sehat sehingga bisa menjadi pemicunya.

“Kalau orang dahulu itu makanannya seimbang, ada karbohidrat, protein, lemak, vitamin, berbeda dengan sekarang konsumsi mi juga ditambahkan nasi,” jelasnya.

Ia menambahkan, hal tersebut juga menjadi satu di antara penyebab banyaknya warga Kalteng yang mengalami diabetes militus.

Kemudia Riza menyampaikan, berdasrkan data yang diperoleh dari puskesmas yang tersebar di 13 Kabupaten dan Kota, sepanjang 2023 terdapat 1.332 kasus.

Data tersebut belum temasuk dengan jumlah data yang terdapat di Rumah Sakit.

Ia menambahkan, terdapat peningkatan penyakit diabetes militus ini, dari tahun ke tahun.

Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat dalam pola hidup bersih dan sehat (PHBS), dan diperparah dengan olahraga yang tidak teratur.

Ia juga menambahkan, selain faktor diatas terdapat pula faktor genetik, yang memiliki risiko enam kali lipat terinfeksi, daripada orang yang tidak memiliki keturunan.

Reza menjelaskan, diabetes militus merupakan jumlah insulin dalam tubuh manusia yang diproduksi oleh pancreas, memiliki kualitas ataupun kuantitas yang kurang bagus.

Baca juga: Bawaslu Minta Seluruh Pengawas Tempat Pemungutan Suara di HST Maksimalkan Tugas dan Koordinasi

Hormon insulin tersebut, harusnya mengkontrol kadar gula dalam tubuh, dengan cara memberi sinyal pada sel lemak, otot, dan hati untuk mengambil glukosa dari darah dan mengubahnya menjadi glikogen.

Sumber: Tribun Kalteng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved