Berita Batola

Dampak Banjir 2021 di Desa Sampurna dan Desa Jejangkit Muara Diteliti Mahasiswa Doktoral IPB

Mahasiswa doktoral IPB meneliti dampak Banjir yang melanda wilayah pertanian padi lokal di Desa Sampurna, Kecamatan Jejangkit

Penulis: Mukhtar Wahid | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Mukhtar Wahid
Petani Perempuan diajak berfoto bersama mahasiswa doktoral dari IPB di Kantor Pemerintah Desa Sampurna, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Sabtu (24/2/2024). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Banjir yang melanda wilayah pertanian padi lokal di Desa Sampurna, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala (Batola) tahun 2021 silam menjadi perhatian mahasiswa doktoral S3 Sosiologi Pedesaan, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) pada Institut Pertanian Bogor (IPB).

Mahasiswa doktoral itu meneliti dampak banjir yang menenggelamkan desa setempat dengan menggali informasi dan wawancara dengan sejumlah petani perempuan atau kelompok wanita tani Desa Sampurna di Kantor Pemerintah Desa Sampurna, Sabtu (24/2/2024).

Zaitun, salahsatu petani perempuan di Desa Sampurna mengaku berterima kasih atas kunjungan mahasiswa doktoral S3 yang melakukan penelitian di desanya.

Zaitun mengaku sempat mengungsi selama setengah bulan di Martapura, Kabupaten Banjar pada 2021 lalu, karena rumah tinggalnya terdampak banjir.

Baca juga: Petani di Jejangkit Batola Mulai Lirik Budi Daya Haruan dan Papuyu, Pakai Pola Tanam Padi Apung

Baca juga: Ada Internet Gratis, Bocah di Batola Ramai Ngumpul di Serambi Kantor Kecamatan Jejangkit

Tak hanya itu, imbuh Zaitun, lahan pertanian padi yang digarapnya teremdam sehingga modal bertani dengan produksi padinya merugi.

Zaitun berharap setelah kunjungan mahasiswa doktoral itu ada hasil penelitian yang menjadi rekomendasi bagi Pemerintah Kabupaten Barito Kuala agar mengelola air kedepannya.

Saat ini, pertanian padi masih dapat teratasi karena banjir tidak tinggi seperti banjir pada 2021 lalu.

"Dua tahun ini, lahan pertanian padi tetap produksi, walaupun tidak seperti sebelum dilanda banjir pada 2021 lalu, pungkasnya.

Mahasiswa doktoral S3 Sosiologi Pedesaan Fakultas Ekologi Manusia IPB, Sriwulan Ferindian F mengatakan kegiatan mereka di Desa Sampurna, Kecamatan Jejangkit, bebetapa hari ke depan ini ingin melihat langsung pertanian padi lahan rawa.

Menurut Dosen di Departemen Sains Komunikasi Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB, pada akhir 2020 dan 2021 lahan pertanian padi di Desa Sampurna dilanda banjir besar.

Baca juga: Debit Sungai Kali Alalak Mulai Naik, Petani Jejangkit Mulai Was-was Banjir

"Kami ingin belajar bagaimana petani di Desa Sampurna Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala mampu bertahan di tengah banjir yang melanda pertanian mereka," katanya.

Informasi dari Kepala Desa Jejangkit Muara, Jamhari para mahasiswa doktoral itu melakukan penelitian tidak hanya di Desa Sampurna, juga lahan pertanian di Desa Jejangkit Muara.

"Sementara ini, kami pinjamkan rumah di dekat kawasan Jejangkit Ecopark," ujar Jamhari. (Banjarmasinpost.co.id/ Mukhtar Wahid)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved