Berita Tabalong

Satpol PP Tabalong Ini Kembangkan Usaha AkuAskap, Hadirkan Harta Karun Hilang di Ruang Kadishub

Perajin Akuaskap di Kabupaten Tabalong yakni Fuad Ady Pradana karyanya telah dinikmatio banyak orang, termasuk Kadishub Tabalong

Penulis: Isti Rohayanti | Editor: Irfani Rahman
Banjarmasinpost.co.id/Isti Rohayanti
Pengrajin akuaskap di Tabalong, Fuad Ady Pradana menata ekosistem bawah air di dalam akuarium.  

BANJARMASINPOST.CO.ID - Keindahan alam bawah air yang dikemas dalam sebuah akuarium menjadi hobi bagi sebagian orang. Dikenal dengan sebutan akuaskap, seni mengatur tanaman, batu, kayu, dan tentu saja ikan hias dalam media kaca atau akrilik, tentu juga menarik siapa saja yang melihatnya.

Penggemarnya rela merogoh kocek lebih dalam untuk mendapatkan akuaskap yang sesuai dengan keinginan dan imajinasi.

Perajin Akuaskap di Kabupaten Tabalong, Fuad Ady Pradana, telah lama menawarkan jasa pembuatan miniatur ekosistem bawah air dalam akuarium tersebut. Itu dilakukannya di sela pekerjaan sebagai anggota Satpol PP dan Damkar Tabalong.

Salah satu klien Fuad adalah Kepala Dinas Perhubungan Tabalong Tumbur P Manalu. Di ruang kerja Tumbur, ada tiga akuarium dengan konsep akuaskap yang dihasilkan Fuad.

Tak hanya membuat, Fuad juga melakukan pemeliharaan baik terhadap ikan maupun semua komponen yang ada di dalam akuarium.

Ketiga akuarium pula memiliki tema yang berbeda namun sama-sama memberikan suasana tenang. The Lost Treasure of Borneo (harta karun Kalimantan yang hilang) adalah salah satu tema akuskap di ruangan Tumbur. Di dalamnya, terdapat miniatur mandau yang menancap ke sebuah batu akik Red Borneo dengan tameng Dayak berupa ukiran langsat dan lambang Tugu Obor sebagai representasi kekayaan budaya dan identitas Bumi Tabalong.

Baca juga: Kontestasi PPPK Kejelasan Temporary Employee

Baca juga: Menanti Putusan MK

Lalu ada tema kehidupan air Tabalong berupa Paludarium untuk mewakili Goa Liang Tapah, Air Terjun Lano dan pemandian Riam Bidadari.

Ada pula tema Dream Theater dengan pola akar abstrak pada latar belakangnya seakan menggambarkan seni yang diciptakan secara alami oleh alam yang dinikmati manusia.

Semakin mini diorama atau wadahnya, kata Fuad, semakin sulit pengerjaannya.

Pencahayaan juga tidak kalah penting untuk memperindah akuarium.

Untuk mendesainnya, menurut Fuad, tergantung kerumitan dan ketersediaan bahan. Kalau bahannya tidak ada di Kota Tanjung atau dekat rumah, ia pesan via toko daring dan harus menunggu. Apabila bahan siap maka dalam satu hari dia bisa pengerjaan satu akuaskap. Namun itu juga tergantung kerumitannya.

Dalam pemeliharaan, terang Fuad, penting untuk menjaga kebersihan dan proses pertumbuhan tanaman air. Ia pun kerap memberikan saran kepada klien agar tidak menaruh ikan terlebih dahulu selama tiga hari agar tanaman air bisa tumbuh. Terlebih bila menggunakan air tawar.

“Memang ada pembuatan akuaskap yang nunggu tanamannya tumbuh dulu seperti carpet seed jenis Moss atau Monte Carlo pada media tanam akuaskap,” kata Fuad.

“Tapi ada juga yang langsung tinggal tancap ke media tanah berupa stamplan. Ada juga yang tanaman yang bisa ditempel ke batu atau kayu menggunakan lem adhesive,” tambahnya.

Tanaman yang masuk dalam akuaskap merupakan tanaman hidup sehingga dibutuhkan perawatan sambil menunggu pertumbuhan dengan minimal waktu satu minggu bahkan satu bulan untuk hasil yang lebih dan optimal.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved