Berita HSS
Warga Meratus HSS Diajari Cara Petik Anggrek, Pengelola Geopark Bangun Pusat Konservasi
Dalam upaya melestarikan anggrek, terdapat Taman Konservasi di Desa Tumingki, Malinau dan Dusun Muara Kitar, Desa Lumpangi, Loksado, HSS.
BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN - Perambahan hutan termasuk pertambangan dan perkebunan sawit mengancam Pegunungan Meratus. Padahal kawasan tersebut penuh dengan aneka ragam hayati.
Hari Keanekaragaman Hayati Internasional yang jatuh pada 22 Mei perlu dijadikan momentum untuk melestarikan beraneka ragam tumbuhan termasuk yang ada di Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Terlebih Meratus tengah diusulkan Pemprov Kalsel menjadi UNESCO Global Geopark.
Loksado, yang selama ini terkenal karena wisata arung jeramnya, memiliki banyak tanaman anggrek khas. Kondisi alam berupa hutan tropis membuat aneka anggrek liar tumbuh subur di kawasan tersebut. Beberapa di antaranya dilindungi seperti anggrek tebu dan anggrek sendok.
Warga Desa Lumpangi, Ardi, mengatakan di hutan Loksado juga terdapat aneka ragam pohon berkayu kuat seperti ulin, tara, meranti, bambu, rawali, binjai, madang, kumpah, sungkai, binuang, kambang bilaikaruing, ming kumbang dan luwa.
Di Pegunungan Meratus Loksado juga terdapat buah-buahan khas Kalimantan. Ardi menyebut, ada lahung (durian dengan warna kulit dan duri kemarahan), marawin (durian berduri panjang), maritam, kapul, gitaan, katitiwar, samgkuang, manggis dan combrang.
Dalam upaya melestarikan anggrek, terdapat Taman Konservasi di Desa Tumingki, Malinau dan Dusun Muara Kitar, Desa Lumpangi. Di sini ada edukasi dari pemeritah dan pencinta anggrek cara memetiknya di hutan dan membudidayakannya.
“Khusus untuk buah-buahan jadi sumber pendapatan warga di musim buah. Sedangkan untuk kayu, hanya jenis tertentu yang boleh diambil dan hanya diambil sesuai kebutuhan. Sebagaimana diajarkan nenek moyang kami dalam menjaga keseimbangan alam,” kata Ardi.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Dispera-KPLH) HSS Ronaldy Prana Putra mengatakan pihaknya bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalsel, komunitas pencinta anggrek didukung CSR perusahaan telah membangun pusat konservasi di Desa Tumingki dalam upaya menjaga keanekaragaman hayati.
Tak hanya di pegunungan Meratus Loksado, Taman Konservasi Anggrek juga ada di hutan mini halaman RSUD Hasan Basry Kandangan. “Tujuannya, selain konservasi dan wisata anggrek, untuk mendekatkan dengan masyarakat, memberikan keindahan dan semangat bagi pasien yang dirawat,” kata Ronaldy, Kamis (23/5).
Sebagai pembinaan kepada masyarakat di sekitar Meratus, pihaknya memberikan bimbingan dan pelatihan budidaya anggrek species untuk tujuan pelestarian dan komersial. “Seperti cara pengambilan anggrek spesies di hutan dengan benar. Hanya boleh diambil anggrek dewasa dan membiarkan anggrek kecil dan remaja berkembang biak secara alami agar tidak punah,” katanya.
Masyarakat juga diberikan bimbingan cara jual beli anggrek yang baik. Ini di Desa Malinau, Loksado yang dijadikan sentra jual beli anggrek. Warga juga dilatih memperbanyaknya. Sebagian untuk dijual, sebagian lagi untuk konservasi. Dengan segala potenisinya itu Malinau disiapkan menjadi salah satu tujuan wisata.
Badan Pengelola Geopark Meratus (BPGM) telah menginventarisasi artikel dari jurnal penelitian dalam kurun lima tahun terakhir terkait keanekaragaman hayati di kawasan tersebut.
BPGM pun mengembangkan pusat konservasi fauna dan flora endemik seperti Rumah Konservasi Anggrek di Tahura Sultan Adam, Kampung Anggrek Raudatul Jannah di Desa Tumingki HSS, Pulau Ulin di Riam Kanan, dan Konservasi Bekantan Curiak di Kabupaten Batola.
“Di Tahura Sultan Adam, terdapat sekitar 110 jenis anggrek yang terdiri atas anggrek spesies asli dan anggrek lain dari luar dan pemberian pihak ketiga,” kata Ketua Harian BPGM Hanifah Dwi Nirwana, Jumat (24/5).
Kerja sama juga dilakukan untuk penelitian yakni dengan Universitas Lambung Mangkurat (ULM). Pada 2024, penelitian keanekaragaman hayati dilakukan di Hutan Kahung, Desa Belangian, yang merupakan situs Geopark Meratus Rute Timur.
| Kegiatan Duta GenRe Nasional Asal Daha HSS, Refqa Tak Ingin Pernikahan Dini Makin Tinggi |
|
|---|
| Rotasi Besar di HSS, Wabup Suriani Lantik Pejabat Administrator hingga Fungsional |
|
|---|
| Hari Jadi Ke-75 Kabupaten HSS Bakal Sangat Meriah, Ada Festival Kreasi Dodol Kandangan |
|
|---|
| Jelang Haul ke-21 Guru Sekumpul, Pemkab HSS Matangkan Kondisi Jalur Lalu Lintas |
|
|---|
| Perayaan Puncak Hari Jadi Ke-75 HSS Bakal Meriah, Akan Ada Stand Makan-makan Gratis bagi Masyarakat |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/Taman-konservasi-anggrek-Meratus-di-pagat-Batu-benawa-juga-dilengkapi-hammock.jpg)