Berita Banjarmasin

Mandek Sejak Pandemi, Pengrajin Keramik Kaolin di Tapin Harapkan Bisa Kembali Beroperasi

Pengolahan keramik berbahan kaolin di Desa Tatakan, Kecamatan Tapin Selatan Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan mandek akibat pandemi Covid-19

Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Irfani Rahman
Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Tabri
Kondisi workshop pembuatan kerajinan keramik berbahan kaolin di Desa Tatakan, Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin yang mandek sejak pandemi. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, RANTAU - Efektif beroperasi sejak 2011, pengolahan keramik berbahan kaolin di Desa Tatakan, Kecamatan Tapin Selatan Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan mandek akibat pandemi Covid-19.

Kondisi itu berlanjut hingga 2024 ini, tidak ada lagi tungku yang dihidupkan untuk memanggang cetakan keramik berbagai bentuk tersebut.

Diungkapkan Zein, satu di antara sejumlah pengrajin, pihaknya mengatakan usaha ini bisa dikatakan mati suri, padahal dulunya sempat marak pemesanan dan mampu menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar.

"Kita sudah pernah terima ratusan bahkan ribuan berbagai bentuk pesanan, namun kini produksi terpaksa terhenti karena alat yang perlu peremajaan," sebutnya, Minggu (21/7/2024).

Dituturkan Zein, ada berbagai olahan keramik yang biaa dibuatnya bersama pengrajin lain, seperti patung, gantungan kunci, vas bunga, kotak tisu, kotak pensil, asbak, mug dan lain-lainnya.

Bahkan, Zein juga telah berinovasi dengan mengkombinasikannya dengan motif sasirangan sebagai kearifan lokal.

Baca juga: Susur Sungai Sirang Pitu Desa Miawa Tapin, Sajikan Pengalaman Berbeda di Lereng Meratus

Baca juga: Tunggu SK DPP, Sikap PDIP di Pilgub Kalsel 2024 Masih Gamang

Dirinya pun berharap usaha ini bisa kembali digerakkan, agar masyarakat sekitar memiliki peluang lagi dalam menambah penghasilan, karana bahan baku yang juga masih melimpah di kawasan sekitar.

Hal serupa juga diungkapkan Farisi, pengrajin lainnya yang berharap kerajinan keramik dari tanah liat yang mengandung kaolin ini bisa kembali eksis.

"Yang paling jadi kendala adalah tunggu pemanggangan yang tidak lagi maksimal," sebut pengrajin yang sudah bergabung sejak 2018 ini.

Sementara itu, ditanggapi kepala Dinas Perindustrian Tapin, Yustan Azidin, pihaknya tidak menampik adanya kendala produksi dengan tidak maksimalnya tunggu pemanggangan.

Untuk itu, pihaknya akan kembali mendata pengrajin dan juga melakukan peremajaan peralatan yang sudah kurang layak.

"InsyaAllah tahun ini peremajaan dan ini proses masih berlangsung," tegasnya.

(Banjarmasinpost.co.id/MuhammadTabri)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved