Berita Tapin

Geopark Meratus Diakui UNESCO, Pokdarwis di Tapin Berharap Gua Batu Hapu Makin Familiar

Geopark Meratus dikabarkan telah menjadi UNESCO Global Geopark. Kabupaten Tapin menempatkan dua geosite yakni Gua Batu Hapu dan Masjid Al Mukarramah

|
Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Tabri/dok
Gua Batu Hapu, di Kecamatan Hatungun, satu di antara situs geosite Meratus yang ada di Kabupaten Tapin, Jumat (13/10/2023). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, RANTAU - Setelah melalui perjalanan panjang, Geopark Meratus dikabarkan telah menjadi UNESCO Global Geopark.

Kabar ini pun disambut baik oleh Pemkab Tapin yang turut menempatkan dua geosite-nya yang ada di Kecamatan Hatungun, yakni Gua Batu Hapu dan Masjid Al Mukarramah di Desa Banua Halat, Kecamatan Tapin Utara. 

Juli 2024 lalu, Gua Batu Hapu juga jadi bagian yang dikunjungi tim evaluator utusan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), yaitu Tran Tan Van dari Vietnam dan Hiroko Torigoe asal Jepang. 

Diungkapkan Pj Bupati Tapin, Muhammad Syarifuddin, terkait Geopark Meratus yang telah masuk UNESCO, pihaknya telah mengetahui kabar tersebut.

"Tapi secara formal itu akan diresmikan pada April 2025 mendatang, namun secara kelengkapan dan berbagai penilaian itu sudah terpenuhi dan diterima," beber Syarifuddin, Selasa (10/9/2024).

Baca juga: Tinjau 17 Situs, UNESCO Beri Catatan untuk Geopark Meratus di Kalsel

Baca juga: Kunjungi Loksado, Tim Evaluasi Global Geopark Mendaki Bukit Langara dan Nikmati View Gunung Kantauan

Pj Bupati Tapin yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata Kalsel ini pun berharap, dengan ketetapan tersebut pengembangan geosite Batu Hapu makin baik dan bisa menarik wisatawan internasional untuk berkunjung.

Baik untuk sekedar melihat dari dekat tentang keunikan dan keragaman hayatinya, maupun sebagai objek penelitian kekayaan geologi yang ada di sekitarnya. 

"Tak kalah penting, masyarakat juga perlu memahami apa itu Geopark, sehingga bisa menyampaikan dan peduli melestarikan," ucap Syarifuddin. 

Terkait Gua Batu Hapu yang masuk dalam rute Utara dengan jarak tempuh mencapai 188 km ini, Subianto, salah satu pengelola mengaku antusias.

Ia pun berharap dengan menjadi bagian UGGp ini bisa membuka peluang besar adanya tambahan pengunjung yang datang.

"Karena branding UGGp ini bisa menjadi daya tarik tersendiri sebagai destinasi wisata yang sarat akan nilai-nilai yang istimewa," sebutnya.

Anggota Pokdarwis desa setempat ini juga mengatakan, hingga saat ini pembangunan di kawasan wisata Goa Batu Hapu juga terus dilakukan, guna menambah fasilitas pengunjung.

Baca juga: Lakukan Pra Validasi, Tim Pakar KNGI Yakin Geopark Meratus Bisa Masuk UNESCO

Masih dari keterangan Subianto, setelah ditetapkan sebagai salah satu geosite Meratus, Goa Batu Hapu juga kerap menjadi lokasi penelitian geologi, geopark, dan lainnya.

Peneliti biasanya datang untuk mengetahui jenis batu, umur, dan beberapa hal lainnya yang berkenaan dengan kondisi gua.

Sementara itu, hingga saat ini, objek wisata Batu Hapu dengan segenap keunikan dan cerita mitos yang beredar tersebut masih eksis dan ramai dikunjungi, terutama di akhir pekan.

"Semoga setelah diakui UNESCO bisa makin Familiar lagi," pungkasnya.  (Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Tabri) 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved