Erna Lisa Halaby
Menggeser Paradigma Pengobatan Menjadi Promotif dan Preventif
paradigma pembangunan kesehatan Kota Banjarbaru 5 tahun ke depan yang difokuskan pada upaya promotif dan preventif, yaitu “mencegah orang sehat sakit
Saat ini, sejalan dengan data BPS tahun 2023, ketersediaan tenaga medis (dokter umum dan gigi) di Kota Banjarbaru sekitar 356 orang. Jumlah tenaga medis terbanyak ada di Kecamatan Landasan Ulin, yaitu 115 orang, kemudian selanjutnya Kecamatan Banjarbaru Utara 96 orang, Kecamatan Banjarbaru Selatan 76 orang, Kecamatan Liang Anggang 60 orang dan paling sedikit adalah Kecamatan Cempaka hanya 9 orang tenaga medis.
Artinya, dengan ketersediaan dokter 356 berdasarkan rasio 1 dokter per 1.000 penduduk maka kondisinya untuk Kota Banjarbaru sudah sangat ideal yang kebutuhan dokternya hanya 263. Namun, jika rasionya dinaikkan menjadi 3 dokter per 1.000 penduduk maka Kota Banjarbaru masih defisit 433 dokter sehingga setara dengan program dokter keluarga di Singapura.
Singkatnya, paradigma pembangunan kesehatan Kota Banjarbaru yang fokus pada promotif dan preventif menjadikan dokter keluarga sebagai ujung tombak bersama-sama dengan ibu rumah tangga. Artinya, pembangunan kesehatan dilakukan dari hulu hingga ke hilir dengan prioritas utama di hulunya, yaitu kampanye hidup sehat, menjaga orang sehat tetap sehat.
Sementara dari sisi anggaran, pengalaman internasional menunjukkan bahwa banyak negara yang angka harapan hidupnya tinggi tetapi pengeluaran kesehatannya rendah. Sebagai contoh, Jepang dengan usia harapan hidup 84 tahun memiliki biaya kesehatan hanya 4.800 USD per kapita per tahun, Korea Selatan 84 tahun dengan biaya 3.600 USD per kapita per tahun, dan Singapura 84 tahun dengan biaya 2.800 USD per kapita per tahun.
Hal ini kontras dengan pengalaman Amerika Serikat (AS) yang angka harapan hidupnya 80 tahun tetapi pengeluaran kesehatannya mencapai 12.000 USD per kapita per tahun. Kata kuncinya adalah paradigma pembangunan kesehatan promotif dan preventif yang mengandalkan program dokter keluarga.
Idealnya, pemerintah Kota Banjarbaru mengadopsi program dokter keluarga yang sedang dikembangkan Singapura, yaitu menuju rasio 5 dokter keluarga per 1.000 penduduk. Sehingga dengan rasio yang sama, Kota Banjarbaru paling tidak membutuhkan tambahan 959 orang tenaga medis dalam 10 tahun ke depan. Tujuannya, agar seluruh masyarakat Kota Banjarbaru dapat dilayani oleh dokter umum maupun dokter gigi secara optimal.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.