Prodi Statistika FMIPA ULM Gelar FGD dan Pelatihan Kompetensi Kader Posyandu - PKK Desa Simpang Tiga

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA – Dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak di Desa Simpang Tiga, Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar, Tim Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) DRTPM Statistika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat (ULM) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan melibatkan berbagai pihak terkait, yang kemudian dilakukan pelatihan kompetensi dasar pengukuran antropometri ibu dan anak. 

Program ini didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) KEMENDIKBUDRISTEK Tahun 2024 dengan nomor kontrak 1074/UN8.2/AM/2024 dan diketuai oleh Prof Dewi Anggraini, S.Si., M.App.Sci., Ph.D bersama tim dosen yang beranggotakan Zulliati, M.Keb. (Program Studi S1 Kebidanan, Universitas Sari Mulia) dan Yeni Rahkmawati, S.Mat., M.Si (Program Studi S1 Statistika, ULM).

Tim P2M juga melibatkan enam orang mahasiswa Program Studi Statistika, yaitu Maisya Maulida, Rizqa Nabiilah Cahyadi, Miftah Rizky Viranty, Muhammad Azkaa Al Atqiaa, Muhammad Haqin Nazili, dan Priscilla Aquirera Iory Siahaan.

FGD berlangsung di Hotel Roditha, Kota Banjarbaru, Kamis (3/10/2024), dan melibatkan perwakilan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Kalsel, perwakilan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Kalsel, perwakilan Dewan Pengurus Daerah Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (DPD IPeKB) Provinsi Kalsel, aparat kecamatan Mataraman, perangkat kelurahan Desa Simpang Tiga, serta perwakilan Kader Posyandu dan PKK Desa Simpang Tiga.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat sinergi dalam mengembangkan program kesehatan masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan keterampilan kader Posyandu dan PKK dalam melakukan monitoring kesehatan ibu dan anak.

Ketua Tim P2M DRTPM Program Studi Statistika FMIPA ULM, Prof. Dewi Anggraini, S.Si, M.App.Sci., Ph.D., menjelaskan bahwa pelatihan kompetensi dasar sangat penting untuk memperkuat kapasitas kader Posyandu dan PKK dalam melakukan pengukuran kesehatan ibu dan anak secara tepat dan akurat.

"Kami berharap pelatihan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan praktis, tetapi juga dapat mempererat hubungan antara masyarakat, tenaga kesehatan, akademisi, dan pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan kualitas data kesehatan ibu dan anak di daerah Desa Simpang Tiga," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Kalsel, Rusmiati Agustina, SKM., MM., menyambut baik kegiatan tersebut dan menekankan pentingnya peran Bidan dan kader Posyandu dalam memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat. "Bidan dan kader Posyandu adalah ujung tombak dalam memberikan edukasi kepada ibu hamil dan anak, sehingga mereka harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik dan sesuai pedoman," ungkapnya.

Hasil dari FGD dikemas dan dirampungkan dengan pelaksanaan pelatihan kompetensi dasar kader Posyandu dan PKK dalam mengukur antropometri dan pemantauan (monitoring) kesehatan ibu dan anak (14/10/2024). 

Pelatihan diisi dengan bekal materi dari Perwakilan IBI Prov. Kalsel terkait jenis keterampilan apa saja yang perlu dipahami dan diterapkan oleh para kader, kemudian disusul dengan materi penggunaan ELSIMIL, sebuah aplikasi yang disediakan oleh BKKBN untuk memadukan teknologi dan informasi kesehatan untuk memastikan kesiapan calon pengantin dan calon ibu dalam menghadapi pernikahan dan kehamilan, oleh Perwakilan DPD IPeKB Prov. Kalsel, Aditya Perdana Saputra, SKM., M.Kes.

Kegiatan ini juga menghadirkan perwakilan Tim Penggerak PKK Prov. Kalsel, Supri Nuryani, SKM., M.Kes., untuk memberikan pelatihan keterampilan dasar pemantauan (monitoring) kesehatan ibu dan anak bagi para kader Posyandu dan PKK agar mereka lebih terampil dalam mendeteksi risiko gangguan kesehatan pada ibu dan anak, mampu mengkomunikasikan hasil pemantauan tersebut kepada masyarakat dengan baik, serta siap dalam memberikan layanan kesehatan dasar di tingkat masyarakat.

Kegiatan ini juga melibatkan Puskesmas dan Posyandu setempat untuk memberikan informasi terkini tentang program kesehatan ibu dan anak yang sedang dijalankan. Kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan kolaborasi yang lebih kuat antara pihak-pihak terkait dalam meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak di Desa Simpang Tiga.

Keberhasilan program diukur melalui pre-test dan post-test. "Kami ingin memastikan ada peningkatan nyata dalam kompetensi peserta setelah mengikuti pelatihan ini," ujar Prof Dewi.

Berdasarkan hasil data pre-test dan post-test, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat peningkatan kompetensi kader Posyandu dan PKK sebesar 39,24 persen (dari 53 persen sebelum pelatihan menjadi 73,8 persen setelah pelatihan) pada taraf signifikansi 5 persen.

Hal ini berarti bahwa terdapat kontribusi positif pelatihan kompetensi dasar yang dilakukan terhadap peningkatan kemampuan kader Posyandu dan PKK dalam pengukuran antropometri dan pemantauan (monitoring) kesehatan ibu dan anak. 

(AOL)