Tajuk

Akrab dengan Api

RAUNGAN sirine barisan pemadam kebakaran (BPK) terdengar nyaris tiap hari di Kota Banjarmasin. Tak kenal waktu, bisa siang bahkan tengah malam

|
Editor: Edi Nugroho
(TRIBUNKALTIM.CO/ARY NINDITA)
Ilustrasi: Terjadi insiden kebakaran yang melanda sejumlah rumah di RT 18, Gunung Sari Ilir, Belakang Toko Utama, Balikpapan Tengah, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada Senin (11/11/2024) malam.   

RAUNGAN sirine barisan pemadam kebakaran (BPK) terdengar nyaris tiap hari di Kota Banjarmasin. Tak kenal waktu, bisa siang bahkan tengah malam. Bunyi yang nyaring itu sekaligus penanda tengah terjadi kebakaran di Kota Seribu Sungai.

Selain dikenal sebagai Kota Seribu Sungai, Banjarmasin juga dikenal sebagai kota yang banyak memiliki pemadam kebakaran swadaya masyarakat. Sebagian besar rukun tetangga (RT) atau kampung bahkan gang, memiliki perangkat pemadam kebakaran sendiri. Ada yang hanya berupa mesin pompa air berikut selangnya, ada pula yang dilengkapi dengan kendaraan roda empat.

Selama ini, penanganan kebakaran di Banjarmasin relatif baik. Karena banyaknya petugas pemadam kebakaran yang berjibaku memadamkannya.

Namun, penanganan kebakaran di kota ini  masih didominasi pada langkah penindakan. Sedangkan langkah preventif atau pencegahan masih harus lebih dikuatkan.

Baca juga: Larang Ayah Ojak Jadi Pejabat, Ayu Ting Ting: Kita Hidup Begini Sudah Alhamdulilah

Baca juga: KPK Siapkan Pemanggilan Eks Gubernur Kalsel Sahbirin Noor untuk Jadi Saksi Dugaan Suap di Dinas PUPR

Menguatkan langkah preventif ini harus ada formula khusus mengingat karakteristik Kota Banjarmasin yang berbeda dibandingkan kebanyakan kota-kota lain di Indonesia. Kota ini dikelilingi banyak sungai, bangunan perumahan didominasi bahan dari kayu, kerapatan penduduk yang tinggi, serta sosiokultural masyarakat akrab dengan lingkungan sungai.

Untuk menangani kebakaran di Banjarmasin, sepertinya penataan kota yang bertumpu pada perencanaan tata ruang yang baik mutlak dilakukan. Penentuan tata ruang berbasis keamanan dan kenyaman lingkungan diharapkan bisa membantu mengurangi risiko kebakaran.

Zona padat penduduk harus ditata ulang, jika perlu dilakukan relokasi agar kawasan rawan lebih tertata. Selain itu memperbanyak ruang terbuka hijau untuk membantu memutus penyebaran api.

Meskipun Banjarmasin dikenal sebagai kota Seribu Sungai, namun memperbanyak hidran air di titik strategis tetap harus dilakukan. Demikian pula membangun sebuah sistem peringatan dini kebakaran akan sangat membantu.

Tak kalah penting adalah menjalin kerja sama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk memperbarui, merapikan jaringan listrik yang sudah berusia tua.

Proses ini mungkin tidak selesai dalam jangka pendek, namun bertahap dan harus dilakukan sejak sekarang. Momentum suksesi kepala daerah tahun ini bisa menjadi harapan baru bagi sosok yang terpilih agar Banjarmasin tak lagi akrab dengan api. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Obat Hati Terbaik

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved