Serambi Ummah
Adab Makan dalam Islam, Waspada Terjerumus Perbuatan Zalim
Secara syar’i, tidak diperbolehkan tamu mengambil atau membungkus makanan tanpa izin dari tuan rumah.
Penulis: Muhammad Rahmadi | Editor: Mariana
Menyikapi hal ini, Hafiz menyarankan agar tuan rumah tetap sabar dan mengambil hikmah. Jika memang makanan terbatas, bisa diatur sistem distribusi atau ada panitia yang menjaga alur penyajian. Bisa juga disiapkan souvenir atau nasi kotak bila ingin memberi lebih.
Namun jika sudah terjadi, tuan rumah tidak berdosa atas kekurangan tersebut, asalkan telah berusaha menyiapkan dengan layak dan tidak sengaja mengabaikan tamu lain.
“Allah Subhannahu Wa Ta’ala tidak membebani seseorang melainkan sesuai kemampuannya (QS. Al-Baqarah: 286),” jelas Hafiz.
Dijelaskan Hafiz, memang tidak ada contoh eksplisit tentang orang yang membungkus makanan di majelis Nabi.
Tapi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam sangat menekankan pentingnya menjaga hak sesama dan tidak mengambil yang bukan haknya.
Dalam sebuah riwayat, saat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam menyajikan makanan, para sahabat tidak pernah mengambil berlebihan.
“Mereka mengambil secukupnya dan menunggu giliran. Membungkus makanan tanpa izin bukan hanya soal makanan, tetapi mencerminkan akhlak dan ketakwaan seseorang,” ujarnya.
Adapun sejumlah ayat atau hadist yang berkaitan terkait masalah ini, di antaranya QS. Al-A’raf: 31
“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (HR. Muslim)
“Barang siapa yang mengambil hak orang lain tanpa izin maka ia telah memakan api neraka.” (HR. Tirmidzi)
“Sesungguhnya orang yang paling dicintai Allah di hari kiamat adalah yang paling baik akhlaknya.”
Masyarakat diimbau dapat menjaga adab dan etika saat menghadiri majelis, karena Islam adalah agama yang indah, yang mengajarkan umatnya untuk menjaga hak orang lain, bersikap sopan, dan tidak serakah.
Tuan rumah juga diingatkan untuk tetap bersabar, sementara para tamu hendaknya tahu diri dan tidak mempermalukan diri sendiri dengan tindakan yang tidak pantas. “Semoga Allah memberikan kita semua adab yang baik dan hati yang bersih. Amin,” ucapnya.
Ambil Menu Secukupnya
Ambil ecukupnya, bukan sebanyak-banyaknya adalah prinsip yang selalu dipegang oleh Rahman Husaini (45), Warga Jalan Pekapuran Raya, Kelurahan Pekapuran Raya, Kecamatan Banjarmasin Timur
Menurutnya mengambil makanan dalam porsi berlebihan, bisa membuat tamu lain tidak kebagian. “Apalagi bila sistem prasmanan, penting untuk menjaga agar semua kebagian,” ujarnya.
Terapkan Fikih demi Ridha Allah: Kiprah Dakwah Ustadz Pahrul Dosen STAI Rakha Amuntai |
![]() |
---|
Penggunaan Celana Pendek Makin Populer, Ulama: Tidak Semua Tren Harus Diikuti |
![]() |
---|
Pandangan Ulama: Tato Tak Wajib Dihapus Setelah Bertaubat |
![]() |
---|
Hari ini Rebo Wekasan 2025, Adakah Sholat dan Doa Tolak Bala Khususnya? Simak Kata Ulama dalam Islam |
![]() |
---|
Tradisi Arba Mustamir Bulan Safar 2025, Buya Yahya Beri Penjelasan Soal Rebo Wekasan dalam Islam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.