Berita Kotabaru
Cetak Sawah di Pulaulaut Timur Kotabaru Cakup Empat Desa, Berikut Luasannya
Dalam rangka swasembada pangan, cetak sawah ratusan hektar bakal berlangsung di Kecamatan Pulaulaut Timur, Kabupaten Kotabaru
Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Dalam rangka mewujudkan swasembada pangan, cetak sawah ratusan hektar bakal berlangsung di Kecamatan Pulaulaut Timur, Kabupaten Kotabaru.
Realisasi direncanakan di 2025 ini dan telah melewati tahap verifikasi dan Survei Investigasi dan Desain (SID) untuk tahap awal.
Diungkapkan Muhammad Rizali,Penyuluh Pertanian, luasan total ada 349 hektar yang tersebar di empat desa.
"Masing-masing di Langkang Baru, Karang Sari Indah, Sungai Limau, dan Teluk Masjid," ujar Rizali saat menggelar pelatihan di Balai Desa, Rabu (10/7/2025).
Baca juga: Ditarget Seluas 2.672 Hektare, Program Cetak Sawah di Tanahbumbu Siap Tanam September 2025
Pengerjaan cetak sawah dengan alat berat ini ditarget selesai sebelum akhir tahun, sehingga di awal tahun berikutnya petani sudah bisa menggarapnya.
Berkenaan dengan itu, Desa Lalngkang Lama yang berada di sekitar empat desa tidak turut ambil bagian dalam program program cetak sawah sementara ini.
Faktor yang menjadi alasan adalah keterbatasan dalam tenaga atau petaninya yang sudah sangat minim, terlebih sudah banyak yang berusia lanjut.
"Ini yang jadi pertimbangan pemerintah desa dana para kelompok tani kenapa tidak ambil bagian pada tahap awal ini," beber Rizali.
Meski demikian, di tahun ini Desa Langkang Lama akan menerima empat unit traktor roda empat sebagai alat untuk mengolah lahan tidur.
Optimalisasi lahan dan hasil panen akan diupayakan dengan alsintan bantuan ini untuk memulai tanam serentak. Setidaknya bisa dimulai musim tanam tahun depan.
Sementara itu, ditambahkan Ismi, peneliti OPT Balai Penyuluh Pertanian Pulaulaut Timur, tanam serempak adalah kunci utama dalam upaya menekan serangan hama pada tanaman padi.
Baca juga: Dirjen Lahan dan Irigasi Kementan RI ke Kotabaru, Bahas Cetak Sawah 341 Hektar di Kecamatan Ini
Selama ini, karena petani yang masih aktif hanya berkisar 25 persen dan pola tanam yang tidak serentak, maka setiap hamparan sawah berpotensi besar selalu diserang hama.
"Kondisi ini menjadikan peluang untuk gagal panen jadi lebih besar," ucapnya.
Kondisi ini memang kerap dikeluhkan warga yang masih bertahan menanam padi, meskipun di tengah lahan yang taung (tidur).
"Memang serangan hama jadi lebih banyak, karena tidak terbagi dengan lahan yang lain. Biaya, tenaga jadi terkuras dan hasil panen pun tidak maksimal " timpal Umai, salah satu petani di RT 05. (Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Tabri)
Pasca Banjir di Kotabaru, DLH Angkut Berton-ton Material Sedimen |
![]() |
---|
Hadiri Media Gathering, Kadisparpora Beberkan Perkembangan Bumi Perkemahan di Kotabaru |
![]() |
---|
Tekuk BSJ FC Melalui Adu Penalti, Buana Mega FC Juarai Miniso Bamega Cup 2025 |
![]() |
---|
Banyak Event Tapi Daya Beli Menurun, Begini Curhat Pedagang di Kotabaru |
![]() |
---|
Hari Ketiga FBS 2025 Kotabaru, Tampilkan Pawai Budaya hingga Atraksi Suku Dayak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.