Bagi orang-orang yang melakukan i'tidal secara benar, dibentangkan pilihan-pilihan oleh Allah setelah memujinya. Permintaan apapun maka niscaya akan dikabulkan.
"Jadi kalau Anda punya permintaan sepenuh langit, sepenuh bumi, atau antara langit dan bumi, maka Allah punya kuasa untuk mengabulkannya, atau Anda tidak meminta apapun tapi Allah berkehendak semua terserah Allah apa yang akan diberikan," jelasnya.
2. Shalat Munfarid (Sendiri)
Sama halnya dengan shalat berjamaah, saat shalat munfarid atau shalat yang dikerjakan sendiri, bacaan i'tidal yang dilantunkan tidak berbeda.
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ (Dibaca saat bangkit dari rukuk)
Sami'allahu liman hamidah
Artinya: “Aku mendengar orang yang memuji-Nya”
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ (Dibaca saat berdiri tegak sebelum sujud)
Rabbanaaa lakal hamdu mil-ussamaawaati wa mil-ul-ardhi wa mil-u maa syik-ta min syai-im ba’du
Artinya: “Ya Allah Tuhan Kami! Bagi-Mu lah Segala Puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh barang yang Kau kehendaki sesudah itu.”
Baca juga: Cara Rukuk yang Benar dalam Shalat, Ustadz Adi Hidayat Ungkap Keistimewaan Gerakan Shalat
Cara Rukuk yang Benar
Dalam suatu kesempatan tausiyahnya, Ustadz Adi Hidayat memberikan gambaran mengenai cara melakukan rukuk yang benar sesuai ajaran Rasulullah SAW.
"Ketika Rasulullah rukuk, meletakkan jari-jarinya (telapak tangan) di lututnya, jangan dirubah. Bukan dibagian paha atas maupun betis, melainkan di lutut, ingat baik-baik ya," jelas Ustadz Adi Hidayat mencontohkan dengan seorang jamaah dikutip dari kanal youtube Ceramah Pendek.
Setelah meletakkan telapak tangan di lutut, Nabi Muhammad kemudian merenggangkan jari-jarinya, dan kemudian ditekan ke lutut senyaman mungkin.
Penekanan telapak ke lutut akan mempengaruhi otot-otot kaki. Otot-otot kaki seperti tertarik layaknya pemanasan berolahraga dan menjadi kuat.