Berita Tanahlaut

Penguatan Mekanisasi dan Cetak Sawah di Tanahlaut, Genjot Suplai Beras Hingga Ribuan Ton Setahun

Pemkab Tanahlaut sangat menyadari ketahanan pangan merupakan aspek fundamental dalam pembangunan nasional dan daerah

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Irfani Rahman
FOTO ISTIMEWA/MULYONO
SUBUR - Pertanaman padi di Tala tumbuh subur hasil program cetak sawah dan penguatan mekanisasi. 

Data Kementan 2023, papar Mulyono, mencatat penggunaan rice transplanter mengurangi kebutuhan benih hingga 25 persen dan pemakaian air hingga 15 persen.

Dikatakannya, transformasi pertanian berkelanjutan melalui mekanisasi dan cetak sawah di Tala merupakan langkah strategis menuju ketahanan pangan daerah. 

Ia menyebut mekanisasi meningkatkan efisiensi, menekan biaya produksi, dan memperluas akses petani terhadap teknologi modern. Namun, keberhasilan jangka panjang membutuhkan sinergi kebijakan lintas sektor, penguatan kelembagaan, dan inovasi pembiayaan.

Lebih lanjut ia menuturkan pada sisi lain dinamika perubahan iklim, alih fungsi lahan, dan menurunnya minat generasi muda dalam sektor pertanian menjadi tantangan tersendiri. 

Pada konteks tersebut mekanisasi pertanian bukan hanya sebagai inovasi teknologi, namun sebagai strategi transformasi sosial-ekonomi yang berkelanjutan. 

Pertanian berkelanjutan mengacu pada sistem produksi yang memenuhi kebutuhan pangan saat ini yakni tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya.

Mulyono mengatakan pada prinsipnya meliputi efisiensi sumber daya, konservasi lingkungan, dan keberlanjutan sosial-ekonomi.

Mekanisasi, jelasnya, adalah penerapan alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk menggantikan tenaga manusia atau hewan yang bertujuan meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan ketepatan waktu dalam seluruh rantai produksi pangan. 

Tingkat mekanisasi diukur melalui indeks mekanisasi (HP/hektare) yang menunjukkan rasio antara daya mesin dan luas lahan.

Sementara itu, program cetak sawah merupakan kebijakan nasional dalam memperluas lahan tanam untuk meningkatkan kapasitas produksi pangan. 

Data Kementan tahun ini, program cetak sawah berkontribusi pada perluasan 225 ribu hektare lahan baru di Indonesia. Di Kalsel seluas 30 ribu hektare, termasuk di Tala seluas 4.056 hektare, yang terpusat di Kecamatan Batibati, Kurau, Takisung, dan Tambangulang. 

Tala memiliki luas Baku Lahan Sawah (LBS) yakni 27.079,15 hektare dengan rata-rata Indeks Pertanaman (IP) 129 persen dalam setahun. Rinciannya, IP 100 seluas 19.116 hektare, IP 200 seluas 7.942 hektare, dan IP 300 seluas 20,25 hektare. 

Sedangkan luas panen padi di Tala pada 2024 mencapai 19.842 hektare dengan total produksi 103.218 ton gabah kering giling. Fakta ini merujuk data BPS tahun 2024. 

Rata-rata produktivitas mencapai 5,2 ton per hektare, sedikit di atas rata-rata Provinsi Kalsel yaitu 5,0 ton per hektare. Kecamatan Tambangulang, Batibati, dan Kurau merupakan sentra utama produksi padi sawah. 

Tingkat mekanisasi berdasarkan data Dinas Pertanian tahun 2024 meliputi traktor roda dua 1.092 unit, rice transplanter 45 unit, combine harvester 61 unit, dan pompa air 523 unit.  

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved