Berita Banjarmasin
Kisah Penjual Pakaian Bekas di Banjarmasin, Berusaha Sejak 1995 Sering Dapat Dolar di Kantong Jaket
Berjualan pakaian bekas sejak 1995, ini kisah seorang pedagang yang kerap disapa Kai di Jalan Lingkar Dalam Selatan
Penulis: Saiful Rahman | Editor: Irfani Rahman
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN-Di bawah sinar mentari pagi dengan cuaca mendung, di sisi Jalan Lingkar Dalam Selatan, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pria yang biasa disapa Kai (67) sibuk melayani dua orang pembeli yang tengah memilih jaket dan kaos olahraga.
Tangannya cekatan, matanya awas, tapi senyumnya tetap ramah. Di antara pajangan pakaian bekas yang tertata rapi, ia bercerita tentang masa lalu yang kini terasa jauh, Kamis pagi (30/10/2025)
“Dulu tahun-tahun 97, sering saya dapati uang dollar di kantong-kantong celana dan jaket. Sekarang ini tidak ada lagi, karena disortir duluan sebelum sampai ke kami,” cerita Kai sambil tersenyum
Kai bukan sekadar pedagang. Ia adalah saksi cerita tentang bagaimana pakaian-pakaian dari Korea dan Jepang bisa menemukan kehidupan baru di tangan masyarakat Banjarmasin.
Sejak 1995, ia menekuni usaha ini, bermula dari klotok yang menyusuri sungai, hingga akhirnya menetap di daratan.
Baca juga: Pasca Temuan Ulat di Hamburger, Dapur MBG Landasanulin Utara Banjarbaru Masih Tutup
Baca juga: Lowongan Kerja PT Konimex Terbaru, Dibuka Untuk Banyak Posisi, Lulusan SMA Hingga S1 Bisa Daftar
Setiap hari, kecuali Jumat dan Minggu, Kai membuka lapak di pinggir jalan. Hari Jumat ia libur, sementara Minggu subuh hingga siang, ia dan puluhan pedagang lain berkumpul di Pasar Lima Banjarmasin.
“Pasar Lima itukan pusatnya di hari Minggu subuh sampai jam 12. Di sana barangnya lebih bagus, lebih banyak. Pembeli juga ramai," kata Kai
Di lapaknya yang sederhana, Kai’ memperlihatkan beberapa jaket dan celana yang digantung rapi. Seolah tahu betul selera pembeli.
“Orang biasa cari nah yang National Geographic. Rame ini dicari apalagi jaketnya,” katanya sambil menunjukkan pakaian berlogo khas itu.
Meski usianya tak lagi muda, semangat Kai’ tak surut. Ia mengaku masih memilah satu per satu isi karung yang datang, menilai kualitas, menentukan harga, dan menyusun dagangan dengan rapi. Tapi di balik semua itu, ada kekhawatiran yang tak bisa ia sembunyikan.
Larangan impor pakaian bekas yang digulirkan pemerintah membuatnya resah. Bagi Kai’, ini bukan sekadar soal barang dagangan, ini soal hidup, soal pilihan, dan soal warisan usaha yang kini mulai dijalani pula oleh kedua anaknya.
“Kalau betul-betul dilarang, yah… masih memikirkan lagi nah,” ucapnya pelan, menatap jalanan yang mulai ramai oleh kendaraan.
(Banjarmasinpost.co.id/Saifurrahman)
| Tasmiyah Massal di Banjarmasin, Megawati Senang Terbantu Program Pendampingan Baznas |
|
|---|
| Gegara Pohon Tumbang, Trotoar di Samping Masjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin Rusak Parah |
|
|---|
| Dorong Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf Masjid dan Musala, PW DMI Kalsel Gelar Sosialisasi |
|
|---|
| Jalani Sidang Dakwaan 3,1 Kg Sabu di PN Banjarmasin, Jaksa Ungkap Terdakwa Punya 3 Identitas Palsu |
|
|---|
| Bea Cukai Banjarmasin Perketat Pengawasan, Pastikan Tak Ada Masuk Pakaian Bekas Impor |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.