Pahlawan Nasional Asal Kalimantan

Sembilan Sosok Pahlawan Nasional Asal Kalimantan, Berdarah Banjar, Martapura, Hingga Kandangan

Berikut 9 Pahlawan Nasional asal Kalimantan Selatan yang memiliki peran penting terhadap kemerdekaan RI. Salah satunya Pangeran Antasari.

Penulis: Danti Ayu Sekarini | Editor: M.Risman Noor
MC Kalsel
ZIARAH-Gubernur Kalsel, Muhidin bersama pejabat Forkopimda melakukan ziarah ke Makam Pangeran Antasari di Banjarmasin, Sabtu (11/10/2025). Pangeran Antasari merupakan salah satu orang Kalsel yang ditetapkan pemerintah sebagai Pahlawan Nasional. 

Pasca kemerdekaan, Brigjen Hasan Basri aktif dalam organisasi pemuda Kalimantan yang pusatnya berada di Surabaya. Karir sebagai seorang tentara dan pejuangnya dimulai dari situ, ketika beliau menyusup pulang ke Kalimanran Selatan dan menjadi pemimpin Laskar Syaifullah.

Saat banyak anggota dari Laskar yang tertangkao oleh Belanda, Hasan Basri membentuk Banteng Indonesia dan mendirikan Batalyon ALRI.

Meskipun hasil perjanjian Linggarjati dan Renville menjadikan Kalimantan berada di bawah kekuasaan Belanda, Hasan Basri tak gentar dan tetap melanjutkan perjuangannya.

Puncaknya, beliau berhasil untuk memproklamasikan kedudukan Kalimantan sebagai bagian dari Republik Indonesia pada 17 Mei 1949. ALRI kemudian dilebur ke dalam TNI AD Divisi Lambung Mangkurat dan beliau diangkat sebagai Letnan Kolonel.

Pada 3 November 2001, Brigjen Hasan Basri diberikan gelar sebagai pahlawan nasional dari Banjarmasin oleh pemerintah.

Baca juga: Momen Hari Pahlawan 2025, Sejumlah Anak Yatim Ziarahi Taman Makam Pahlawan Balangan

3. Idham Chalid

Salah satu politisi Indonesia yang sangat memberikan pengaruh pada zamannya, Idham Chalid lahir di Satui, Kalimantan Selatan pada tanggal 27 Agustus 1921 dan meninggal pada  tanggal 11 Juli 2010 di Jakarta.

Beliau pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia di Kabinet Ali Sastroamidjojo dan di Kabinet Djuanda, Ketua MPR dan DPR pada 1972-1977, Idam Chalid juga aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan serta pernah menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah Nadhlatul Ulama sejak 1956-1984.

Adam Chalid telah aktif di PBNU sejak usia remaja dan pernah menjadi Ketua Umum Partai Bulan Bintang Kalimantan Selatan saat NU masih menjadi bagian dari Masyumi. Bahkan, pernah menjadi anggota DPR RIS (1949-1950), Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif NU (1952-1956) sebelum menjadi Ketua Umum NU pada 1956 dan merupakan orang terlama yang pernah menjabat sebagai ketua NU.

Gelar pahlawan nasional dari Banjarmasin dianugerahkan oleh pemerintah pada 7 November 2011 sebagai putra Banjar ketiga yang diangkat sebagai pahlawan nasional.

Pada masa seusai Orde Lama, Adam Chalid juga menjabat sebagai Menteri Utama Bidang Kesejahteraan Rakyat pada Kabinet Ampera I, Menteri Negara Kesejahteraan pada Kabinet Ampera II serta Kabinet Pembangunan I.

Baca juga: Semangat Hari Pahlawan, Dorong Generasi Muda Balangan Wujudkan Indonesia Emas 2045

4. Ir. Pangeran H. Mohammad Noor

Ir. Pangeran H. Mohammad Noor lahir pada tanggal 24 Juni 1901 di Martapura. Beliau merupakan keturunan dari keluarga bangsawan Banjar. Ir. Pangeran H. Mohammad Noor adalah cicit dari Ratu Anom Mangkubumi Kentjana bin Sultan Adam al-Watsik Billah.

Pada masa itu, Kesultanan Banjar telah dihapuskan secara sepihak oleh Belanda ketika menjelang akhir Perang Banjar. Sehingga keluarga Kesultanan yang tak lagi mempunyai hak istimewa menjadi terpencar di mana-mana dan menjadi jatuh miskin.

Ir. Pangeran H. Mohammad Noor bisa bersekolah di HIS, MULO, HBS lalu Techniche HoogeSchool (ITB) hingga memperoleh gelar Insinyur pada 1927, setahun setelah Ir. Soekarno.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved