Berita HSU

Masyarakat Diajak Pertahankan Warisan Bangunan Sejarah Candi Agung Amuntai  HSU  

Masyarakat diajakan mempertahankan warisan budaya yang tak ternila, dari kesenian tradisional, kuliner khas, hingga bangunan

|
Editor: Edi Nugroho
Istimewa
DISKUSI-Temu dan Kenali Budaya di Hulu Sungai Utara”, dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan daerah melalui gelaran Basuluh Banua Tahun 2025 

BANJARMASINPOST.CO.ID, - Masyarakat diajakan mempertahankan warisan budaya yang tak ternilai, dari kesenian tradisional, kuliner khas, hingga bangunan bersejarah seperti Candi Agung Amuntai.

Hal terungkap dalam acara diskusi bertajuk “Temu dan Kenali Budaya di Hulu Sungai Utara”, dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan daerah melalui gelaran Basuluh Banua Tahun 2025.

Dalam keterangan pers diterima Redaksi Banjarmasinpost.co.id, Basuluh Banua menjadi wadah penting bagi pelaku seni, akademisi, dan masyarakat untuk memperdalam pemahaman terhadap potensi kebudayaan lokal. 

Hal ini menandai komitmen Pemkab Hulu Sungai Utara (HSU) dalam Basuluh Banua 2025. Basuluh Banua 2025 dibagi dalam dua rangkaian utama. 

Baca juga: Ini Kondisi Terakhir Daerah Rawan Banjir di Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah 

Baca juga: Datu Kelampayan Belum Masuk Pahlawan Nasional, Dinsos: Dokumen Belum Sepenuhnya Terpenuhi

Pada sesi pagi, digelar seminar potensi budaya menghadirkan narasumber berpengalaman di bidang kebudayaan, seperti Tenaga Ahli Pengembangan M Panji Kusumah, Gerakan Konservasi Alam Ignasius Kendal, dan Documentary Filmmaker Anton Hendrawan. 

Dalam paparannya, narasumber membahas pentingnya dokumentasi, konservasi, dan strategi pengembangan kebudayaan daerah agar tetap relevan di tengah arus modernisasi. 

Wakil Bupati Hulu Sungai Utara Hero Setiawan (Iwan Alabio) membuka kegiatan Basuluh Banua 2025 di Aula KH Idham Chalid Pemkab HSU, pada Sabtu (8/11/2025).

 Hadir Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIII Kementerian Kebudayaan Riris Purbasari SS MA, Sekda Pemkab HSU H Adi Lesmana, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan HSU Rahman Heriadi, dan Ketua GOW HSU Mayang Melani Hero Setiawan. 

Wakil Bupati HSU Hero Setiawan mengaku bangga dan mengapresiasi atas terselenggaranya Basuluh Banua 2025. “Basuluh Banua bukan sekadar perhelatan seni, melainkan gerakan nyata dalam upaya membangkitkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian budaya,” harapnya. 

Apalagi, sambungnya, Hulu Sungai Utara (HSU) memiliki warisan budaya yang tak ternilai — dari kesenian tradisional, kuliner khas, hingga bangunan bersejarah seperti Candi Agung Amuntai.

‘Jadi, semua ini merupakan identitas daerah yang harus kita jaga bersama. Budaya adalah cermin jati diri, dan dari sinilah karakter generasi muda kita dibentuk,” jelas Wabup Hero Setiawan. 

Ia memastikan, nilai-nilai budaya yang sarat dengan moral dan kearifan lokal dapat menjadi penyangga moralitas generasi muda di tengah derasnya arus globalisasi. 

“Kebudayaan bukan hanya tentang masa lalu, tapi juga fondasi bagi masa depan. Nilai nilai yang terkandung di dalamnya menjadi tameng dan pedoman bagi anak-anak kita dalam menghadapi tantangan zaman,” tambahnya.

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIII Kemenbud, Riris Purbasari SS MA menyebut, Basuluh Banua merupakan langkah positif dalam memperkuat ekosistem kebudayaan di daerah. 

“Kegiatan seperti ini adalah bentuk nyata kolaborasi antara pemerintah daerah dan masyarakat dalam menjaga warisan budaya. Hulu Sungai Utara memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, dan tugas kita bersama memastikan agar nilai-nilai luhur itu tidak pudar oleh waktu,” ungkapnya. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved