Berita HSU

Pengusaha Lampit HSU, Masih Rutin Kirim Produk Kerajinan Lampit Ke Bali

Dalam satu minggu bisa memproduksi 10 hingga 20 lampit dengan berbagai ukuran sesuai pesanan. 

Penulis: Reni Kurnia Wati | Editor: Ratino Taufik
Banjarmasinpost.co.id/Reni Kurniawati
Proses pembuatan lampit di Desa Palampitan 

BANJARMASINPOST.CO.ID, AMUNTAI - Sejak 1985, H Mahran warga Desa Palampitan Hilir Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) terus konsisten menjalankan usaha kerajinan lampit.

Lampit merupakan alas yang terbuat dari batang rotan yang telah diproses dan diikat disatukan. Kerajinan lampit sempat berjaya di Kabupaten HSU. Dua desa bahkan memiliki nama Palampitan Hulu dan Palampitan Hilir, karena pada sekitar tahun 80 dan 90an hampir seluruh warganya merupakan pengrajin dan pebisnis lampit. 

Mahran mengatakan menjadi pengusaha lampit selama puluhan tahun membuatnya sudah melewati pasang surutnya perdagangan lampit. Dirinya mengaku sudah pernah mencoba pekerjaan lain namun akhirnya kembali lagi. 

Berbagai tantangan dihadapinya seperti jumlah bahan baku yang sudah mulai berkurang dan cukup sulit dicari serta harganya yang mengalami kenaikan. 

“Biaya kirim saat ini juga mengalami kenaikan, sedangkan untuk menaikkan harga jual perlu negosiasi panjang dengan pembeli,” ujarnya, Rabu (12/11/2025)

Baca juga: Dinkes Catat 28.657 Warga Banjarbaru Telah Lakukan CKG di 10 Puskesmas Banjarbaru

Mahran menyadari saat ini sudah jarang yang bertahan menjadi pengrajin lampit, namun baginya pekerjaan ini menjadi bagian dari warisan karena dirinya juga belajar membuat lampit dari keluarga. 

Rahmani salah satu pekerja lampit menjelaskan cara pembuatan lampit, bahan baku rotan kini didapatkannya dari Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Bahan baku tersebut dipilah kembali sesuai dengan warna, ukuran dan kualitas rotan. 

Kemudian menggunakan mesin rotan dibersihkan dari serabut agar lebih halus dan disamakan ukurannya. Rotan yang sudah menjadi helai rapi baru disatukan menggunakan benang yang diikat secara manual oleh pekerja. Untuk bagian pinggir kembali dianyam menggunakan rotan yang lebih kecil. 

Ukuran yang biasa dipesan berukuran 2x3 dan 3x4 meter namun ada juga yang berukuran lebih kecil lagi. Dalam satu minggu bisa memproduksi 10 hingga 20 lampit dengan berbagai ukuran sesuai pesanan. 

Satu bulan sekali lampit dikirim ke Bali menggunakan truk, dan sudah memiliki langganan pembeli. (Banjarmasinpost.co.id/Reni Kurniawati)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved