Berita Banjarbaru
Olah Sampah Jadi Energi, Kementerian LH Jawab Kemungkinan Kalsel Terapkan WTE
Syarat minimal pengembangan WTE adalah 1.000 sampai 1.500 ton sampah per hari. Kalsel masih jauh dari angka itu
Penulis: Muhammad Syaiful Riki | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID - Wacana pembangunan Waste to Energy (WTE) di Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali mengemuka.
Namun, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengingatkan bahwa kebijakan tersebut tak mudah diterapkan di semua daerah.
Hal itu disampaikan Staf Ahli Menteri LH sekaligus Plt Deputi PSLB3, Hanifah Dwi Nirwana saat menerima kunjungan press room Pemprov Kalsel di Kementerian Lingkungan Hidup, Jakarta, Senin (17/11/2025).
“Syarat minimal WTE adalah 1.000 sampai 1.500 ton sampah per hari. Kalsel masih jauh dari angka itu. Kalau bahan bakarnya tidak cukup, pembangkitnya tidak akan berkelanjutan,” ujarnya.
Baca juga: Sudah Diangkut, Sampah di Sisi Jalan Gubernur Soebardjo Banjarmasin Tetap Menggunung
Menurut Hanifah, kapasitas sampah yang tidak memenuhi standar akan membuat fasilitas tidak dapat beroperasi optimal.
Kondisi ini menjadi tantangan utama yang perlu diselesaikan pemerintah daerah sebelum masuk tahap pemanfaatan teknologi insinerasi modern.
Ia menjelaskan teknologi WTE mampu mengurangi volume sampah hingga 70–90 persen dan telah diterapkan di sejumlah negara.
Namun, keberhasilannya tetap bergantung pada kecukupan suplai sampah serta kesiapan sistem pengelolaan di daerah.
Hanifah menambahkan bahwa percepatan program WTE juga memerlukan verifikasi lintas kementerian dan lembaga, termasuk Kemendagri, Kementerian ESDM, dan BPI Danantara sebelum lokasi proyek dapat ditetapkan.
“Verifikasi lapangan dilakukan untuk memastikan pengelola, lokasi, dan ketersediaan sampah. Hasilnya dibahas dalam rapat terbatas sebelum mendapat persetujuan,” katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel, Rahmat Prapto Udoyo, menyampaikan bahwa pemerintah daerah belum dapat memenuhi syarat tersebut.
Selain kapasitas sampah, keterbatasan fiskal daerah juga menjadi pertimbangan.
“Memang ada beberapa pihak yang menawarkan kerja sama. Namun semuanya masih perlu dikaji, dan Kalsel memang masih jauh menjalankan WTE,” ujar Rahmat.
Ia mengatakan Pemprov Kalsel saat ini memprioritaskan penanganan sampah di tingkat hulu melalui dorongan pemilahan di rumah tangga agar volume residu yang dibuang ke TPA dapat ditekan.
“Kami fokus membenahi pengelolaan di hulu terlebih dahulu,” tutupnya.
Waste to Energy (WTE)
Kalimantan Selatan (Kalsel)
Banjarmasinpost.co.id
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)
| Dana Transfer Pusat Dipangkas Rp 349 Miliar, APBD Banjarbaru 2026 Defisit Rp 160 Miliar |
|
|---|
| Polres Banjarbaru Resmi Gelar Operasi Zebra Intan 2025, Pengendara Jangan Lakukan 7 Hal Ini |
|
|---|
| Hujan Bakal Guyur Kalsel Beberapa Hari ke Depan Angin Kecang Mengancam Warga Banua |
|
|---|
| Malam Akrab PBVSI Banjarbaru Bikin Haru, Pelatih Harapkan Atletnya Bisa Masuk Skuad Pra-PON Kalsel |
|
|---|
| Waspada! Hujan dan Angin Kencang Intai Wilayah Kalsel Beberapa Hari ke Depan, Cek Jadwalnya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/Adpim-Pemprov-Kalsel-di-Kementerian-Lingkungan-Hidup.jpg)