Berita Tanahlaut

Duduk Persoalan Sejumlah Warga Angsau Tanahlaut Kalsel Masih Enggan Gunakan Pertalite Terungkap

Duduk persoalan sejumlah warga pertalitedi Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel)  enggan menggunakan bahan

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Edi Nugroho
BPOST GROUP/BANYU LANGIT ROYNALENDRA NARESWARA
SUASANA SPBU simpang Angsau, Pelaihari, Selasa (18/11) pagi. Saat ini permintaan Petamax juga melonjak di Kabupaten Tanahlaut. Duduk Persoalan Sejumlah Warga Angsau Tanahlaut Kalsel Masih Enggan Gunakan Pertalite Terungkap 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Duduk persoalan sejumlah warga pertalitedi Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel)  enggan menggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis terungkap.

Beberapa warga Kota Pelaihari pemilik kendaraan roda, Selasa (18/11/2025), mengaku masih enggan menggunakan pertalite.

"Soalnya lima hari lalu motor saya brebet, saya bawa bengkel, keluar duit ekstra akhirnya. Gak tahu juga karena apa, tapi memang kemarin itu baru saja ngisi pertalite," ucap Yandi, warga Angsau.

Ia mengatakan sejumlah pemilik kendaraan roda dua bercerita hal yang sama. Bahkan pada 4 November banyak yang brebet ang juga ditengarai akibat pertalite.

Baca juga: Terlacak Kabur ke Marabahan Usai Bacok Rekan, Pelaku Perkelahian di Tapin Serahkan Diri

Baca juga: Ditangani IGD RSUD Datu Sanggul, Begini Kondisi Terkini Korban Perkelahian di Tapin

Sementara itu sebagian pemilik roda dua lainnya mengaku tak ada masalah. "Saya sejak dulu hingga sekarang pakai pertalite, tak ada masalah," ucap M Jali, warga Pabahanan.

Menurutnya, kasus mogoknya sejumlah kendaraan roda dua pada 4 November lalu lantaran faktor lain. Dimungkinkan injektor tersumbat oleh kotoran, apalagi belakangan ini kerap hujan deras sehingga saat berkendara melintas genangan berpotensi masuknya kotoran.

Mahdian, warga Pelaihari lainnya, mengatakan kendaraan yang beberapa hari lalu disebutkan banyak mogok (brebet) setelah mengisi partalite umumnya terjadi pada jenis kendaraan merk tertentu.

Pantauan di SPBU simpang Angsau, Pelaihari, sejak mulai buka sekitar pukul 07.30 Wita, beberapa pengendara roda dua mulai berdatangan.

Panjang antrean sekitar 30 meter dari pompa pertamax hingga ke tepi jalan raya setempat. Kondisi serupa di SPBU Almanar, namun yang ramai terpantau di pompa pertalite.

Seperti halnya di Kota Banjarmasin dan Banjarbaru,  konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax di Kabupaten Tanahlaut (Tala) juga mengalami peningkatan.

Karena itu, pompa pertamax di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) di Tala seperti di Kota Pelaihari, cenderung lebih ramai dibanding pompa pertalite.

Apakah pasokan dari Depo Pertamina Banjarmasin berkurang? "Pertamax itu termasuk BBM non subsidi. Sebenarnya apabila stok di Depo PT Pertamina Patra Niaga mencukupi, berapa pun DO yang diminta pasti diberi," jelas H Junaidi, Selasa (18/11/2025).

Cuma saat ini, lanjut salah satu pengelola SPBU di Tala ini, adanya gangguan stok di Depo PT Pertamina dan adanya peningkatan demand (pemakaian) sehingga supply agak terganggu.

Pada kondisi demikian kadang juga pengiriman dari Depo Pulang Pisau (Kalimantan Tengah) atau Depo Kotabaru karena Depo Banjarmasin juga kadang kekurangan stok.

Sejak kapan terjadi peningkatan konsumsi pertamax? "Sejak adanya kasus komplain kualitas Pertalite beberapa hari terakhir," kata Junaidi

Ia mengatakan peningkatan konsumsi pertamax cukup drastis yakni hingga 90 persen dari konsumsi biasanya.

(banjarmasinpost.co.id/banyu langit roynalendra nareswara)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved