Berita Banjarmasin

Waspadai Rekrutmen Terorisme Lewat Internet, KPID Kalsel-Densus 88 Edukasi Siswa SMAN 2 Banjarmasin

Menggandeng Densus 88, KPID Kalsel melakukan edukasi siswa di SMAN 2 Banjarmasin tentang rekruitmen terorisme lewat internet

Penulis: Muhammad Syaiful Riki | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Syaiful Riki
LITERASI MEDIA- KPID Kalsel menggandeng Densus 88 Anti Teror Polri dalam kegiatan Literasi Media Goes to School di SMAN 2 (Smada) Banjarmasin, Jumat (21/11/2025). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Upaya mencegah penyebaran paham radikal di ruang digital mendapat perhatian serius.

Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kalimantan Selatan menggandeng Densus 88 Anti Teror Polri dalam kegiatan Literasi Media Goes to School di SMAN 2 Banjarmasin, Jumat (21/11/2025).

Fokus kegiatan ini ialah membuka mata pelajar tentang bagaimana kelompok teror memanfaatkan internet untuk menyebarkan paham ekstrem, memengaruhi, hingga merekrut anggota baru.

Densus 88 menyayangkan dokumentasi penanganan kasus terorisme di Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan pada 2020 sebagai contoh nyata ancaman tersebut.

Baca juga: Dana Bansos Rp1 Triliun Terindikasi untuk Judi Online, 100 NIK Disalahgunakan untuk Terorisme

Salah satu bagian paling menarik dari kegiatan ini adalah kehadiran mantan pelaku terorisme dalam kasus itu.

Ia kini dijadikan Duta Deradikalisasi oleh Tim Pencegahan Satgaswil Kalsel Densus 88 Anti Teror Polri.

Ia berbagi pengalaman pribadi mengenai bagaimana isolasi sosial dan konsumsi konten ekstrem di internet menyeretnya ke jalan radikal.

“Saya dulu jarang bergaul, tidak mau berdiskusi, dan terlalu percaya internet. Jangan sampai kalian mengalami hal yang sama,” pesannya kepada para siswa.

Ia juga menggambarkan pahitnya hidup di sel isolasi dalam kontainer khusus.

Ketua KPID Kalsel, Muhammad Leo Hermawan menegaskan komitmen lembaganya mengawasi siaran agar tidak menjadi saluran penyebaran konten yang mengarah pada kebencian, kekerasan, ekstremisme, atau radikalisme.

“Kita memastikan tayangan TV dan radio tetap pada koridor hukum, tidak memicu provokasi atau penyebaran paham yang merusak persatuan,” ujarnya.

Koordinator Bidang Kelembagaan, Nanik Hayati mendorong pelajar agar tidak hanya menjadi penonton, tetapi turut aktif menyuarakan hal positif di media sosial.

“Generasi muda punya ruang besar untuk menyebarkan kebaikan. Jadilah agen literasi yang memperkuat siaran baik,” katanya.

Baca juga: Jelang Nataru, Ketua FKPT Kalsel Ingatkan Bahaya Radikalisme dan Terorisme

Sementara itu, Koordinator Bidang Pengawasan Isi Siaran, Agus Suprapto, menegaskan pentingnya memahami klasifikasi program siaran agar remaja terhindar dari konten yang tidak sesuai usia.

“Klasifikasi dibuat untuk melindungi kalian. Pilih tontonan yang tepat agar tidak terpapar konten merusak,” jelasnya.

Melalui kegiatan ini, KPID Kalsel mengajak siswa SMAN 2 Banjarmasin menjadi pelopor “Agen Literasi Siaran Baik” dengan cara menyebarkan pesan siaran sehat di media sosial, melaporkan tayangan bermasalah ke KPID, serta aktif mengedukasi lingkungan sekitar tentang pentingnya konsumsi media yang aman dan sehat.

(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Syaiful Riki)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved