Berita Viral
Diperas Rp50 Juta, Sopir Angkutan Kaget Dicegat 3 Oknum TNI Ngaku Polisi, Modus Tangkap Calon TKI
Diperas Rp50 juta, sopir angkutan kaget dicegat 3 oknum TNI yang mengaku anggota polisi. Para pelaku menggunakan modus menangkap calon TKI.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Diperas Rp50 juta, sopir angkutan kaget dicegat 3 oknum TNI yang mengaku anggota polisi.
Mereka mencegat angkutan itu dan memerasnya dengan menggunakan modus menangkap calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Kala itu, sopir angkutan antar daerah itu sempat dihentikan lajunya oleh tiga oknum TNI itu.
Korban akhirnya digiring ke markas organisasi masyarakat (ormas).
Dalam kasus ini, dua warga sipil telah diamankan polisi, sementara tiga oknum TNI diserahkan ke Detasemen Polisi Militer (Denpom), Senin (10/11/2025).
Korban berinisial AI (20), sopir angkutan dari Kabupaten Bulukumba menuju Barru.
Ia dihentikan dua pelaku di wilayah Desa Panciro, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, pada Jumat (7/11/2025).
Baca juga: Fakta Haji Najmuddin yang Beri Kado Mobil Rp23 M ke Anak di Ultah ke-9 Dihadiri Boy William, Dia CEO
Para pelaku menanyakan penumpang yang dibawa AI, dan ia menyebut para penumpang akan ke Kalimantan dan selanjutnya ke Malaysia untuk bekerja sebagai TKI.
TKI (Tenaga Kerja Indonesia) adalah warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri untuk jangka waktu tertentu, biasanya di sektor domestik, konstruksi, atau perkebunan.
Mereka disebut juga PMI (Pekerja Migran Indonesia) dan dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017.
Kedua pelaku lalu mengaku sebagai anggota kepolisian yang bertugas menangkap pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Korban kemudian dibawa ke sebuah posko salah satu organisasi masyarakat (ormas) di Jalan Swadaya, Sungguminasa.
Di tempat itu, korban diminta menyerahkan uang Rp 50 juta agar dilepas, atau akan dibawa ke Polres Gowa untuk proses hukum.
"Di situ saya dimintai uang Rp 50 juta tapi saya tidak sanggup kemudian dan akhirnya turun menjadi Rp 30 juta setelah mereka (pelaku) berkoordinasi dengan Pak Kanit," kata AI saat dikonfirmasi Kompas.com di Mapolres Gowa, Senin (10/11/2025).
AI kemudian mentransfer Rp 30 juta ke rekening seorang perempuan berinisial HM (27). Merasa diperas, AI melapor ke Polres Gowa.
Tim Jatanras Polres Gowa dipimpin Ipda Aditya Pamungkas melakukan pengembangan kasus.
Pada Sabtu (8/11/2025) pukul 23.00 WITA, polisi menangkap NT (55) di Jalan Swadaya, lokasi pemerasan.
Polisi mengamankan uang tunai Rp 3 juta sebagai barang bukti.
NT disebut sebagai pihak yang dipanggil “Pak Kanit”.
Polisi kemudian mengamankan HM di Jalan Sultan Alauddin, Makassar, Minggu (10/11/2025) pukul 03.00 WITA.
Dari keterangan NT dan HM, terungkap bahwa dua pria yang sebelumnya menghentikan korban bukan polisi, melainkan oknum TNI berinisial Prada FA, Prada FI, dan Prada YO.
"Ada tiga orang warga sipil yang kami amankan dan keterlibatan mereka tidak aktif, hanya mereka mendapatkan imbalan dari pemerasan tersebut dan ada juga sekedar menerima uang transferan dari korban. Selanjutnya uang tersebut ditransfer ke pelaku utama," kata Kasat Reskrim Polres Gowa, AKP Bachtiar, saat dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (10/11/2025).
Tiga oknum TNI tersebut sempat menjalani pemeriksaan di Markas Kodim 1409/Gowa, kemudian diserahkan ke Polisi Militer Kodam (Pomdam) XIV/Hasanuddin, Makassar.
"Permasalahan tersebut sudah dilimpahkan ke Pomdam," kata Dandim 1409/Gowa, Letkol Inf Heri Kuswanto melalui pesan singkat, Senin (10/11/2025).
Cara Membedakan Polisi Asli dan Gadungan
Joseph Anugerah ditangkap pada Minggu (15/7/2018) karena terbukti melakukan penipuan dengan berpura-pura menjadi polisi di Jalan Layang Nontol (JLNT) Casablanca, Jakarta Selatan.
Ia menggunakan atribut mirip polisi dan memberhentikan kendaraan yang melanggar dan melakukan pungutan liar atau pungli.
Joseph mengaku membeli atribut polisi itu di Pasar Senen, Jakarta Pusat, dan Bandung, Jawa Barat, untuk mengecoh korbannya.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Yusuf memberikan tips membedakan polisi asli dan polisi gadungan yang melakukan razia.
1. Biasanya Tidak Sendiri
Yusuf mengatakan, razia yang digelar satuan lalu lintas biasanya dilakukan secara berkelompok.
Ia meminta warga segera melapor jika anggota polisi melakukan tilang sendirian untuk memastikan kebenaran razia tersebut.
"Kalaupun polisi itu sendirian, pasti ada identitas nama di seragamnya, ada bet dan sebagainya," ujar Yusuf, Senin (16/7/2018).
2. Identitas Jelas
Identitas polisi asli, menurut Yusuf, selalu tertempel di seragam yang dikenakan saat bertugas.
Identitas itu dapat berupa bet nama atau kartu tanda anggota (KTA) polisi.
"Jadi, perhatikan bet di seragamnya. Kalau masih ragu silakan menelepon ke kantor polisi," kata dia.
Dalam video penangkapan Joseph yang diunggah akun Twitter @tmcpoldametro pada Minggu, rompi hijau Joseph tidak dilengkapi dengan bet nama.
Kepada polisi, Joseph menunjukkan KTA yang ternyata palsu.
3. Punya Surat Tilang
Yusuf mengatakan, saat melakukan razia atau penindakan, jajarannya selalu membawa bukti pelanggaran atau tilang.
Tilang merupakan surat yang dijadikan pengantar bagi pelanggar untuk menghadiri sidang pelanggaran.
"Kalau polisi yang enggak benar, pasti enggak punya tilang," kata Yusuf.
Ia mengatakan, tidak semua polisi yang hendak melakukan penindakan membawa surat tugas penindakan. Namun, polisi asli pasti membawa tilang.
4. Plang Tanda Razia
Yusuf mengatakan, saat razia digelar, jajarannya memasang sebuah plang untuk menunjukkan bahwa pada saat itu tengah dilakukan razia.
"Dan pasti saat razia ada yang memimpin," ujarnya.
Dalam kasus ini, Joseph menghentikan kendaraan yang melakukan pelanggaran dan meminta sejumlah uang.
"Jadi kalau yang (dilakukan yang) bersangkutan itu namanya bukan melakukan tilang ya," kata Yusuf.
Ia mengimbau masyarakat lebih berhati-hati dan segera melapor saat bertemu oknum polisi dengan ciri-ciri yang mencurigakan.
(Banjarmasinpost.co.id/Kompas.com)
| Fakta Haji Najmuddin yang Beri Kado Mobil Rp23 M ke Anak di Ultah ke-9 Dihadiri Boy William, Dia CEO |
|
|---|
| Fakta Baru Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Total 7 Peledak, Densus : 4 Meledak, 3 Gagal |
|
|---|
| Pelaku Peledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta Dicap Korban Bullying, Kapolri : Motif Masih Diselidiki |
|
|---|
| Tabir Cek Rp3 M Mahar Nikahi Gadis Muda Terkuak, Uangnya Tak Ada di Bank, Kakek Tarman Menghilang |
|
|---|
| Berkah Polisi Tangkap Penculik Bocah di Makassar, 2 Plihan Hadiah Disiapkan Pengusaha Skincare |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/ilustrasi-pemerasan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.