Semangat Bidan di Wilayah Terpencil
Tradisi Palas Bidan, Susilawati Dikasih Beras, Pisang, Kelapa dan Gula Merah Usai Bantu Persalinan
Masyarakat wilayah terpencil seperti tempat Susilawati, Am. Keb menjalankan tugas pelayanan sebagai bidan, yaitu di Tebing Tinggi.
Penulis: Elhami | Editor: Elpianur Achmad
"Saya malah semangat, alasannya karena pada saat sebelum ada bidan ditempatkan di sana, hampir semua persalinan ditolong dukun kampung (DK), bahkan pernah kejadian ada kematian ibu sekaligus bayi yang di lahirkan, pada saat itu penolong persalinan di bantu oleh DK," ujarnya.
Menurutnya, itulah yang menjadi tantangan dan sekaligus semangat untuk membina daerah tersebut agar mengurangi pertolongan persalinan oleh DK.
"Bahkan niat saya tidak akan ada lagi persalinan yang dilakukan oleh DK, yang tujuan utamanya agar tidak lagi terjadi kematian ibu dan bayi yang ditangani oleh DK, dan seiring berjalannya waktu Tuhan mempermudah segala niat yang saya usahakan akhirnya persalinan hampir 99 persen sudah ditangani oleh bidan. Dan sampai sekarang tidak pernah lagi terjadi kematian ibu dan bayi yang disebabkan oleh komplikasi kebidanan hingga saat ini," tutupnya.
Aroma Mistis
Wilayah terpencil merupakan lokasi yang jauh dan sunyi dari keramaian, wajar jika menyimpan suatu hal yang berbau mistis.
Hal ini pula juga bisa dialami oleh Susilawati, Am. Keb sebagai bidan dalam menjalankan tugas pelayanan di wilayah terpencil di Kecamatan Tebing Tinggi dan Halong, Balangan.
Kepada banjarmasinpost.co.id perempuan kelahiran Langkap, 08 / 12 / 1987 ini mengaku tidak pernah melihat secara kasat mata langsung soal sosok mistis selama menjalankan tugas dengan melewati daerah-daerah tertentu.
"Kalau melihat secara kasat mata sih tidak pernah, tapi kalau merinding dan mencium aroma-aroma yang tidak jelas sih sering, apalagi kalau tengah malam melewati hutan," ungkapnya.
Susilawat saat melakukan kunjungan ke permukiman warga di wilayah Dayak Pitap Halong Balangan (ist)
Lebih lanjut diceritakannya, hal itu dialaminya ketika pulang dari menolong persalinan tengah malam sekitar jam 3 subuh (dini hari) dari anak Desa Ajung yaitu Tampurau, Halong, Balangan.
"Karena sepanjang jalan yang dilalui hanya hutan, jadi kalau merasa takut dan merinding sih hal yang wajar, yang penting mereka makhluk yang tak kasat mata itu tidak mengganggu saya, karena saya yakin niat kita membantu Tuhan pasti melindungi kita," pungkasnya.
Semangat serta komitmen yang tinggi dalam menjalankan tugas melayani warga di wilayah terpencil sebagai bidan mengantarkan Susilawati, Am Keb meraih sebuah penghargaan dari pemerintah Kabupaten Balangan.
Tepatnya pada tanggal 23 Maret 2017 lalu ia pernah mendapatkan juara 3 sebagai Bidan Teladan.
Ia menceritakan, tak ada keraguan atau kebingunan sedikitpun saat dirinya menerima keputusan ditempatkan sebagai bidan di wilayah terpencil.
"Saya malah semangat, alasannya karena pada saat sebelum ada bidan ditempatkan disana, hampir semua persalinan ditolong dukun kampung (DK), bahkan pernah kejadian ada kematian ibu sekaligus bayi yang di lahirkan, pada saat itu penolong persalinan di bantu oleh DK," ujarnya.
Menurutnya, itulah yang menjadi tantangan dan sekaligus semangat untuk membina daerah tersebut agar mengurangi pertolongan persalinan oleh DK.
