Berita Banjar
Cegah Kekeringan Tanaman, Distan Banjar Sarankan Petani Bikin Ini
Diakuinya 5.231 hektare pertanaman padi tersebar pada 12 kecamatan dalam status diwaspadai karena berada pada kawasan yang rentan kekeringan
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Temperatur udara kian meninggi sejak beberapa pekan terakhir. Sebagian lahan pertanian di Kabupaten Banjar pun mulai kekeringan sehingga menyulitkan petani membudidayakan tanaman.
Namun pertanaman padi di daerah ini sebagian besar telah panen.
"Dua per tiga luasan pertanaman padi sudah selesai dipanan, penanaman Maret lalu. Kalau yang penanaman Juli sedang panen. Jadi, secara umum pertanaman padi di Banjar masih aman," ucap Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Banjar HM Fachry, Selasa (03/09/2019).
Diakuinya 5.231 hektare pertanaman padi tersebar pada 12 kecamatan dalam status diwaspadai karena berada pada kawasan yang rentan kekeringan.
Namun telah diantisipasi melalui penyiagaan mesin pompa air sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman masih bisa dijaga. Total luasa tanaman padi saat ini 50.183 hektare.
Baca: Tegaskan 4 Poin Hotman Paris Atas Laporan Elza Syarief Pengacara Sajad Mantan Suami Nikita Mirzani
Baca: Live TVRI & Mola TV! Jadwal Live Streaming Timnas Indonesia vs Malaysia Kualifikasi Piala Dunia 2022
Baca: Ini beberapa dari 20 jargon yang akan melekat pada kota Banjarmasin
Baca: Cegah Napi Terserang DBD, Dinkes Fogging Rutan Pelaihari
"Yang jadi persoalan pada musim kemarau seperti ini yakni terbatasnya sumber air. Itu sebabnya kami mengimbau petani untuk membikin sumur-sumur pantek di persawahan. Ini penting agar mudah mengairi tanaman," ucap Fachry.
Pejabat eselon II di Bumi Barakat ini mengatakan asal petani mau membikin sumur pantek, tanaman tidak akan mengalami kekeringan karena air tanah umumnya masih ada kandungan airnya.
"Jadi dalam kondisi tertentu mudah mengairi tanaman karena kan bisa juga mengambilnya pakai timba ketika tak ada mesin pompa air," tandas Fachry.
Dikatakannya hingga saat ini belum ada laporan tanaman padi yang gagal panen. "Soalnya sejak awal memang sudah kami lakukan antisipasi, termasuk meminjamkan mesin pompa air," sebutnya.
Puncak kemarau tahun ini (2019) diperkirakan berlangsung dua bulan yakn Agustus dan September. Ini merujuk data prakiraan awal musim kemarau dan hujan tiga bulanan yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banjarbaru.
Sejak dua bulan lalu, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Banjar pun telah menyebar surat edaran yang tujukan kepada para petani agar meningkatan kewaspadaan dan mengantisipasi kekeringan yang dapat berisiko terhadap kerusakan tanaman maupun kegagalan panen. Terutama terhadap komoditas padi, jagung, kedelai.
Puluhan unit pompa air ukuran 3 dan 4 inci disiagakan Dinas TPH Banjar. Stok terdahulu 64 unit dan ada tambahan mesin pompa baru sebanyak 20 unit.
Mencegah atau meminimalisasi dampak kemarau, juga telah dibentuk Patroli Kewaspadaan Kekeringan yang dikoordinatori Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas TPH Banjar Nurul Chatimah. Juga telah didirikan Posko Mitigasi Bencana bertempat di lingkungan kantor Dinas TPH Banjar di Desa Tungkaran, Kecamatan Martapura.
Sesuai petunjuk pelaksanaan dari pemerintah pusat, Kodim 1006/Martapura mem-back up Patroli Kewaspadaan Kekeringan dan Posko Mitigasi Bencana tersebut. Karena itu pula anggaran kegiatan bersumber dari Dinas TPH Banjar dan Kodim 1006/Martapura.
Posko dan Petugas Kekeringan berfungsi sebagai tempat koordinasi dan konsultasi masyarakat petani dan petugas lapang untuk antisipasi kekeringan di lahan persawahan. Mengidentifikasi, memonitoring, dan mengevaluasi wilayah-wilayah yang terkena dampak kekeringan.
 
												

 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											