Ekonomi dan Bisnis
Transaksi Non Tunai Tumbuh 10,5 Persen, Bank Indonesia Efisienkan Platform Cashless dengan QRIS
Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kalsel menggelar sosialisasi kebijakan sistem pembayaran Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS)
Penulis: Mariana | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Penggunaan sistem pembayaran secara nontunai (cashless) semakin digiatkan di Indonesia. Hadirnya Gopay, Ovo, Dana, dan Link Aja kian menambah alternatif pembayaran via QR Code dalam transaksi jual beli.
Demi mengefisiensi platform pembayaran cashless, Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kalsel menggelar sosialisasi kebijakan sistem pembayaran Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS), berlokasi di Hotel Golden Tulip Galaxy Banjarmasin, Kamis (24/10/2019).
"Pembayaran nontunai menggunakan ATM-Debit, Kartu Kredit, dan Uang Elektronik (UE) tumbuh 10,5 persen. Instrumen ATM-Debit mendominasi dengan pangsa 97,0 persen. Transaksi juga UE terus mengalami pelonjakan dengan pertumbuhan 241,2 persen (yoy). Hal ini mengindikasikan preferensi masyarakat terhadap uang digital yang terus menguat," jelas Kepala KPw BI Kalsel, Herawanto kepada Banjarmasinpost.co.id.
Karena itu ditambahkannya, sosialisasi QRIS dianggap perlu sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru di Banua. QRIS sendiri sudah resmi diluncurkan pada 17 Agustus 2019 lalu.
Baca: Link Live Streaming Partizan vs Manchester United di Liga Europa, Cek Cara Nonton TV Online SCTV
Baca: Permudah Pengaduan Korupsi, Pidsus Kejari Banjar Terapkan Aplikasi Ini
Baca: Ditempatkan di SMP Terpencil di Balangan, Guru Perempuan Ini Rela Tempuh Pegunungan Demi Mengajar
Baca: Peringati Hari Oeang, KPPN Pelaihari Gelar Donor Darah ORI 2019 di Pelaihari
Melalui tiga sektor yakni argo wisata, sektor perikanan, dan sektor pariwisata, penggunaan QRIS dapat menarik perhatian masyarakat khususnya wisatawan.
Ditambahkannya, dengan satu QR Code, penyedia barang dan jasa (merchant) tidak perlu memiliki berbagai jenis QR Code dari berbagai penerbit.
"Adanya QRIS, merchant tidak perlu men-display banyak QR code, cukup satu QRIS saja yang sudah dapat digunakan untuk mengcover berbagai platform pembayaran dari masyarakat," imbuhnya.
Isu elektronifikasi di Pemerintah Daerah (Pemda) sangat penting sebagai strategi Pemda untuk mendorong pertumbuhan ekonomi setelah peralihan sumber daya alam menjadi sumber daya baru yang terbarukan.
Menurutnya hal ini penting mengingat populasi di Kalsel 4,5 juta jiwa dengan luas wilayah yang cukup besar maka strategi nontunai akan menguntungkan semua pihak.
Hal ini memudahkan bagi UMKM yang tersebar bisa bertransaski dengan pembeli secara non tunai.
"Hingga saat ini, sembilan dari 14 Pemko/Pemkab di Provinsi Kalsel telah berhasil melakukan implementasi elektronifikasi transaksi pembayarannya melalui implementasi SP2D Online. Kami sangat apresiasi hal ini," pungkasnya.
Baca: Polres Batola Lakukan Penyelidikan 53 Kasus Karhutla, Pelaku Terancam 3 Tahun Penjara
Baca: Inikah Akhir Perseteruan Bebby Fey Atta Halilintar & Dinar Candy, Ditanya Malah Kebingungan
Baca: Warga Kompleks Multi Madya Desa Lianganggang Keluhkan Debu Produksi Nusa Board
KPw BI Kalsel telah menginisiasi penggunaan QRIS di beberapa titik strategis di Banjarmasin yakitu, Kapal Wisata Pasar Terapung, Masjid Raya Sabilal Muhtadin, UMKM Binaan BI Kalsel termasuk koperasi pegawai BI, serta pedangang di pasar tradisional. (Banjarmasinpost.co.id/Mariana)
Ket Foto: Sosialisasi kebijakan sistem pembayaran uang elektronik QRIS, berlokasi di Hotel Golden Tulip Galaxy Banjarmasin, Kamis (24/10/2019). (banjarmasinpost.co.id/Mariana)
