Berita Kotabaru
Petani di Sampanahan Kabupaten Kotabaru Rugi 15 Ton Akibat Banjir
Sebanyak 15 ton padi di lahan pertanian seluas 20 hektare terendam banjir di Kecamatan Sampanahan, Kabupaten Kotabaru, Kalsel.
Penulis: Herliansyah | Editor: Alpri Widianjono
Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID,KOTABARU - Lahan pertanian seluas 20 hektare di Desa Sampanahan, Kecamatan Sampanahan, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan ( Kalsel ), terendam banjir akibat luapan air sungai setempat karena intensitas hujan yang tinggi bersamaan pasang air laut.
Akibat banjir tersebut, dipastikan banyak kerugian dialami petani. Lahan pertanian seluas 20 hektare terendam terendam, sebanyak 15 ton atau setara 15.000 kilogram padi gagal panen.
Camat Sampanahan, Rakhmansyah S.Pd.MM, mengatakan, banjir dari luapan sungai walau mulai berangsur surut. Namun masih ada sebagian rumah yang terendam setinggi 50 sentimeter.
"Masih ada beberapa rumah terendam di RT 9," kata Rakhmansyah kepada Banjarmasinpost.co.id, Minggu (12/7/2020).
Menurut Rakhmansyah, banjir terjadi sejak pagi hari hingga sore ini, air mulai berangsur surut. Terjadi tidak hanya di RT 09, tapi juga di 7 RT lainnya.
• Petani Terdampak Banjir di Sampanahan Kabupaten Kotabaru Sebagian Gagal Panen
• Hujan Lebat dan Tanah Longsor, Sekitar 100 Rumah di Pulaulaut Kotabaru Terendam Banjir
• Hujan Kerap Mengguyur, Warga Satu RT di Sejakah Kotabaru Dihantui Banjir
• Dampak Banjir, Jembatan Penyebrangan di Rt 4 Gunung Sari, Ambruk
• Masih Ada Banjir di Kotabaru, 7 Rumah dan Jalan Raya Sejakah Terendam, Warga Harus Gunakan Perahu
Sementara itu, Kepala Desa Sampanahan A Najwa mengatakan, selain di RT 09, di RT 08 juga ada rumah warga yang masih terendam dengan ketinggian bervariatif.
Total rumah warga masih terendam di dua RT tersebut berjumlah sekitar 55 buah rumah. "Dari 160 KK, baru sebagian yang sudah surut," jelas Najwa melalui telepon genggamnya.
Menurur Najwa, puluhan rumah masih terendam, selain berada di dataran rendah. Namun juga dekat dengan bantaran sungai. Saat sungai meluap lebih awal terendam, ketika surut lebih akhir surut.
Puluhan rumah masih terendam sebagian besar penghuninya mengungsi di rumah keluarga, namun tidak ada korban jiwa.
"Nanti pas air surut, kami akan mengecek lagi kalau-kalau ada rumah yang rusak. Banjir ini banjir kedua dalam bulan ini," katanya.
Diakibatkan intensitas curah hujan yang tinggi, sehingga debit air yang turun dari hulu sungai lebih banyak dan bersamaan air laut pasang.
"Memang tergantung intensitas hujan juga. Tahun kemarin tidak ada banjir," jelas Najwa.
Hingga berita diturunkan, belum ada bantuan bagi para korban. Namun pihaknya sudah menyampaikan ke camat dan pemerintah daerah.
(Banjarmasinpost.co.id/Helriansyah)
