Mengulik Lahirnya Nama Pelaihari

Pada Era Penjajahan Belanda, Pelaihari Satu Zona dengan Maluka dan Satui

penjajah Belanda kala itu telah menjelajahi distrik yang kini menjadi ibu Kota Kabupaten Tanahlaut (Tala) ini

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/roy
Lalu lintas di ruas jalan protokol Pelaihari lengang, Kamis sore kemarin. Pelaihari meripakan kota yang terus bertumbuh di Kalsel dengan topangan insfrastruktur yang memadai 

Editor: Eka Dinayanti

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Meski ratusan tahun silam wilayah Pelaihari teramat sepi, namun penjajah Belanda kala itu telah menjelajahi distrik yang kini menjadi ibu Kota Kabupaten Tanahlaut (Tala) ini.

Bahkan, pada masa itu penjajah Belanda telah memetakan kewilayahan dan membagi dalam beberapa zona.

Termasuk di antaranya mencakup wilayah Pelaihari.

"Secara administrasi Kota Pelaihari sudah tercatat dalam catatan Belanda pada tahun 1849," papar Ismail Fahmi, pemerhati sejarah Tala, Jumat (20/11/2020).

Baca juga: Asal Usul Nama Pelaihari, Muncul Beberapa Versi, Umumnya Berkaitan Masa Penjajahan

Baca juga: Tanahlaut Tempat Pelarian Pejuang Kerajaan Hindari Kejaran Penjajah

Baca juga: Lidah Pribumi Pekebun Lada Keluarga Penjajah di Tanahlaut Tak Fasih Sebut Mr Pley Hare

Baca juga: Dongeng Satwa Purba yang Resahkan Warga Tala, Banjir Darahnya Merahkan Tanah

Baca juga: Penulisan Pelaihari Ejaannya tak Seragam, Sejumlah Institusi Menulis Begini

Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië, jelas Fahmi, wilayah Pelaihari termasuk dalam zuid-ooster-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat.

Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, nomor 8 pada tahun 1863 daerah Tanahlaut merupakan Afdeeling Tanahlaut.

Menurut Staatblaad tahun 1898 nomor 178 Tanahlaut menjadi salah satu onderafdeeling dalam Afdeeling Martapoera yaitu Onderafdeeling Tanah Laoet terdiri dari Distrik Pleihari, Distrik Maluka, dan Distrik Satui.

"Pada akhirnya kini menjadi tugas kita untuk melacak dan menelusuri lebih jauh kapan dan bagaimana sehingga penamaan Pelaihari muncul dan dikenal sampai sekarang," pungkasnya.

(banjarmasinpost.co.id/roy)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved