Wabah Corona
Pintu Masuk Bali Diperketat Jelang KTT G20, Polri Antisipasi Masuknya Varian Omicron
Menjelang digelarnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, pengetatan mulai dilakukan oleh aparat Polri untuk cegah omicron masuk.
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Kewaspadaan masuknya virus corona varian omicron ke Indonesia terus ditingkatkan.
Bahkan menjelang digelarnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, pengetatan mulai dilakukan oleh aparat Polri.
Polri bakal memperketat seluruh pintu masuk menuju ke Bali menjelang KTT G20 di Pulau Dewata.
Pengetatan tidak hanya dilakukan di Bandara Ngurah Rai yang menjadi salah satu pintu masuk ke Bali, tapi juga jalur laut dan darat.
Baca juga: Varian Baru Omicron Sudah Masuk Malaysia, Indonesia Perketat Masuknya WNA
Baca juga: UPDATE Covid-19 Dunia 3 Desember 2021: Varian Omicron Masuk Singapura, Bagaimana Indonesia?
Hal ini disampaikan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo. Menurut Dedi pengetatan ini penting karena virus Corona varian Omicron telah dideteksi di negara tetangga terdekat Indonesia, yaitu di Singapura.
"Kami sudah menekankan Polri membantu untuk melaksanakan pengawasan di seluruh pintu masuk, baik pintu masuk di pelabuhan udara, pintu masuk di pelabuhan laut maupun di darat. Informasi sudah kita dapat varian itu sudah ada di Singapura," kata Dedi Prasetyo dalam sambutannya dalam apel Kasatwil Polri TA 2021, Jumat (3/12/2021).
Dedi menjelaskan virus Coronavarian Omicron menyerang 80 persen pasien yang belum divaksin. Sebaliknya, kasus pasien yang paling banyak terjangkit Omicron itu berusia balita dan lanjut usia.
"Varian tersebut boleh dikatakan menyerang 80 persen yaitu adalah orang-orang yang belum divaksin, yang kemudian 60 persen terserang varian baru itu adalah yang usianya di bawah 5 tahun, yang ketiga yang meninggal dunia akibat virus tersebut di atas rata-rata berusia 50 tahun," jelasnya.
Dedi meminta Warga Negara Indonesia (WNI) yang pernah bepergian dari daerah rawan penyebaran virus Corona varian Omicron untuk lebih berwaspada.
"Warga negara yang bepergian ke daerah-daerah yang mungkin punya kerawanan penyebaran varian Omicron ini, betul-betul harus berhati-hati. Dan juga pengetatan itu dalam rangka untuk melakukan 3T guna mencegah jangan sampai Indonesia tertular oleh varian Omicron," katanya.
Pada bagian lain, mantan petinggi WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama meminta pemerintah segera melakukan penelusuran penerbangan dari luar negeri ke tanah air dalam dua pekan terakhir.
Hal ini berkaca pada laporan beberapa negara yang mendapatkan kasus dari penerbangan sejak minggu-minggu sebelumnya.
"Bisa saja orang asing itu sudah masuk negara kita tanggal 10 November, misalnya, atau 15 November dan lain-lain," ungkapnya dalam keterangan kepada wartawan, Jumat (3/12/2021), dilansir dari Tribunnews.com dengan judul Antisipasi Masuknya Omicron, Polri Bakal Perketat Pintu Masuk Menuju Bali, Mulai Darat Hingga Udara.
Disebutkan, mereka sudah selesai dikarantina tiga hari sesuai aturan waktu itu dan kini sudah ada di tengah-tengah masyarakat.
Walaupun sesudah tiga hari karantina lalu PCR mereka negative, menurutnya, karena masa inkubasi Covid-19 dapat sampai lebih dari dua minggu maka bisa saja didapati PCR yang positif, seperti sudah terjadi di negara-negara lain.
Baca juga: Booster Vaksin Covid-19 Disiapkan Tahun 2022, Sejumlah Negara Waspadai Varian Omicron
Baca juga: 18.752 Jemaah Umrah RI Jadi Prioritas Diberangkatkan Bulan Depan, DPR: Waspada Varian Omicron
Kalau ternyata memang ada yang PCR positif dan itu akibat varian Omicron maka tentu buruk.
Ahli penyakit paru ini mengatakan, harus ada mitigasi berlapis di mana perlu dilakukan penelusuran kepada pelaku perjalanan datang dalam 2-3 minggu yang lalu.
"Apakah mereka sekarang sehat saja atau barangkali ada yang sakit yang tentu harus diisolasi dan ditangani dengan seksama, termasuk genome sequencingnya," ungkapnya.
Kasus varian Omicron terus menyebar luas. Sampai 2 Desember kemarin, setidaknya 390 kasus confirmed dari 31 negara, di antaranya 4 negara di Asia, Hongkong, Korea Selatan, India dan tetangga terdekat Indonesia yakni Singapura.
Menurut European CDC, kasus Omicron di Belgia, Jerman dan Inggris ternyata tidak memiliki riwayat perjalanan ke Afrika sama sekali maupun riwayat kontak dengan kasus yang melakukan perjalanan.
Laporan kemarin dari Australia juga mendapatkan kasus Omicron yang tidak terbang dari daerah Selatan Afrika, tapi memang terbang dari Doha dan tiba di Sydney pada 23 November 2021.
Sementara itu, Korea Disease Control and Prevention Agency (KDCA) melaporkan ada 5 kasus Omicron, 2 di antaranya adalah pasangan yang baru datang dari Nigeria minggu yang lalu dan mereka sudah mendapat vaksinasi lengkap.
Tiga kasus lainnya adalah anggota keluarga dan teman mereka.
Sedangkan India sudah memeriksa 8 ribu penumpang pesawat sejak hari Rabu yang lalu.
"Ini yang tentu perlu dianalisa selanjutnya, untuk menjelaskan tentang kasus impor dan penularan di masyarakat (community transmission)," katanya.
Baca juga: Varian Virus Corona Omicron Muncul, Moderna dan Pfizer Siapkan Vaksin Khusus
Baca juga: Aturan Terbaru Perjalanan Internasional, Imbas Munculnya Varian Omicron
Sementara itu Associated Press dan Reuters, Jumat (3/12/2021), memberitakan Malaysia yang telah menekukan satu kasus positif varian omicron.
Dalam pernyataannya, Menteri Kesehatan Malaysia, Khairy Jamaluddin menjelaskan pihaknya melakukan pengujian ulang terhadap 74 sampel positif Corona di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) antara 11-28 November.
Ternyata berdasarkan hasil pemeriksaan yang keluar pada Kamis (2/12/2021) waktu setempat, terdapat satu kasus varian Omicron pada seorang mahasiswi asing berusia 19 tahun. Mahasiswi itu baru tiba dari Afrika Selatan (Afsel) sekitar 2 pekan lalu.
Mahasiswi yang tidak disebut asal kewarganegaraannya ini sempat transit di Singapura dan tiba di Malaysia pada 19 November. Dia langsung menjalani tes PCR dan dinyatakan positif Corona keesokan harinya. Mahasiswi itu kemudian menjalani karantina selama 10 hari sebelum diperbolehkan pulang pada 29 November.
Khairy menyebut mahasiswi ini tidak mengalami gejala apapun dan sudah divaksinasi Corona.
(Tribun Network/Igman Ibrahim/Rina Ayu/sam)
