PPDB 2023

Dua SMPN di Cempaka Minim Peminat pada PPDB 2023, Begini Cara Disdik Banjarbaru Atasi Kuota Rombel

Kepala Disdik Banjarbaru, Dedy Sutoyo, sebut memasukkan penambahan pelajaran agama pada sekolah negeri di daerah yang banyak madrasah dan ponpes.

Penulis: Muhammad Rahmadi | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/MUHAMMAD RAHMADI
Suasana pengumuman hasil Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online dan daftar ulang online di SMPN 4 Banjarbaru, Senin (29/5/2023). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online tingkat SMP di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), telah berakhir, saat ini sedang memasuki masa Pengumuman Hasil dan juga Daftar Ulang.

Dari 14 SMP negeri yang ada di Banjarbaru, dua sekolah yang ada di Kecamatan Cempaka minim peminat, atau tidak memenuhi kuota Rombongan Belajar (Rombel).

Berdasarkan rekap di laman PPDB 2023 kota setempat, dua sekolah tersebut adalah SMPN 12 di Kelurahan Bangkal dan SMPN 13 di Kelurahan Sungai Tiung.

Untuk di SMPN 12 Banjarbaru membuka satu Rombel berkapasitas 30 orang dan hanya terisi 18 siswa baru.

Baca juga: PPDB 2023 - Berada di Daerah Perbatasan, SMPN 12 Banjarbaru Cuma Dapat 18 Siswa Baru

Baca juga: Hasil PPDB Diumumkan, Siswa Baru SMPN 4 Banjarbaru Wajib Daftar Ulang via Online

Sedangkan di SMPN 13 Banjarbaru membuka tiga Rombel dengan total kuota 90, namun hanya terisi 27 siswa baru yang mendaftar.

Menurut Kepala Disdik Banjarbaru, Dedy Sutoyo, hal itu terjadi lantaran masih adanya anggapan masyarakat bahwa dua sekolah itu terlalu jauh.

Padahal menurutnya hal tersebut sudah diakomodir dengam hadirnya angkutan pelajar gratis.

"Memang ada beberapa yang tidak memenuhi kuota, seperti di Kecamatan Cempaka. Masyarakat merasa terlalu jauh, padahal sudah ada angkutan pelajar," katanya, Senin (29/5/2023).

Baca juga: Pelaksanaan PPDB Online Tingkat SMP di Banjarmasin Mulai 12 Juni 2023

Baca juga: Fenomena Saat PPDB

Selain anggapan soal jarak, lanjut dia, orangtua di Kecamatan Cempaka sebagian besar lebih memilih memasukkan anaknya di sekolah berbasis agama, madrasah dan pondok pesantren.

Berkaitan hal tersebut, Dedy mengaku telah melakukan terobosan, khususnya pada Mata Pelajaran (Mapel) Muatan Lokal (Mulok).

Dia menyebut unsur isinya terdiri dari tiga materi, yakni Baca Tulis Al-Qur'an (BTA), Bahasa Inggris dan Bahas Daerah (Banjar). 

Khsusus materi BTA akan ditambahkan dengan tiga materi yang dianggap penting, yakni Fiqih, Akhlak dan Akidah.

Baca juga: Jet Lag Mengancam Jemaah Haji 2023 Pasca Penerbangan Panjang, Simak Tips Mengatasinya

Baca juga: Peringatan Kepada Calon Jemaah Haji 2023, Jangan Merokok di Tempat Ini di Arab Saudi Bisa Kena Denda

"Selain ditambah, materi BTA yang sudah ada sebelumnya tetap akan berjalan, yaitu Salat dhuha dan membaca Yasin," rincinya.

Lanjut Dedy menjelaskan, pada Mapel Mulok BTA, siswa akan dikenalkan dengan materi kitab pondok pesantren yang akan diterjemahkan menjadi bahasa pembelajaran sesuai kurikulum. 

"Yang utama kitab Akidah Sifat 20, lalu tentang memperkokoh akidah anak-anak dan tanggap belajar ibadah," ujarnya. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved