Berita Banjarmasin

Hampir Tiga Bulan Tak Dapat Obat, Pasien Hepatitis C di Banjarmasin Ini Hanya Bisa Berdoa

Divonis menderita hepatitis C sejak 5 Juni 2023, KR, warga Banjarmasin, belum bisa mengonsumsi obat yang diresepkan dokter

Editor: Hari Widodo
(Shutterstock/Kateryna Kon)
ilustrasi hepatitis, virus hepatitis 

Tak cuma obat-obatan, RSHB juga menyediakan vaksin. Budi bahkan langsung melakukan kroscek kepada bawahannya yang menangani ketersediaan obat.

Mengenai jumlah pasien hepatitis yang ditangani RSHB saat ini, Budi mengaku tak hafal datanya.

“Ini mesti saya tanyakan dulu ke staf yang menangani. Tapi yang jelas tidak ada lonjakan, normal-normal saja,” ucapnya.

Terpisah, salah seorang pemilik apotek di Kota Pelaihari, Apt A Hadi Azhari SFarm, menuturkan di apoteknya sejauh ini tidak menyediakan obat hepatitis.

“Apotek kami belum ada kerjasama dengan BPJS sehingga kami tidak menyediakan obat itu,” sebut pemilik/pengelola Apotek Selaras yang berada di tiga tempat (Matah, Angsau, Panggung) ini.

Ia menuturkan pasien yang mencari obat hepatitis tergolong minim. Karena itu ketika belum ada kerja sama dengan BPJS, pihaknya tidak berani membeli atau menyetok obat hepatitis.

“Setahu saya untuk obat hepatitis biasanya yang menyediakan apotek di rumah sakit. Biasanya ketika hasil pemeriksaan dinyatakan terkena hepatitis maka oleh dokternya diberi resep untuk mengambil obatnya di apotek setempat,” paparnya.

Ia mengatakan pada musim panas ekstrem saat ini obat yang paling banyak dicari masyarakat yakni jenis obat batuk.

“Ini kan musim ISPA, efeknya batukan. Namun setahu saya kasus ISPA di Tala juga tak seberapa,” tandasnya. (msr/sul/roy)

 

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved