Berita Banjarmasin

Prof Faisal Jadi Guru Besar Termuda UIN Antasari, Ingin Karya Terbaik Dosen Dimengerti Orang Arab

Prof Dr H Faisal Mubarak Seff Lc, MA bersama 8 dosen lainnya dipasangi kalung Guru Besar oleh Rektor UIN Antasari Banjarmasin Prof Dr H Mujiburrahman

Penulis: Muhammad Rahmadi | Editor: Edi Nugroho
Banjarmasinpost.co.id/muhammad rahmadi
Prof. Dr. H. Faisal Mubarak Seff, Lc, M.A (Guru Besar Bidang Ilmu Bahasa Arab) didampingi istri dan anak, usai dikukuhkan sebagai Guru Besar UIN Antasari Banjarmasin 

BANJARMASINPOST.CO.ID- Secara bergantian, Prof Dr H Faisal Mubarak Seff Lc, MA bersama delapan dosen lainnya dipasangi kalung Guru Besar oleh Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin Prof Dr H Mujiburrahman.

Prof Faisal menarik perhatian karena menjadi yang termuda dari 24 Guru Besar UIN Antasari. Guru Besar Bahasa Arab itu baru berusia 43 tahun. Didampingi istri dan anaknya, Prof Faisal tampak bahagia usai menjalani pengukuhan di Kampus 2 UIN Antasari di Banjarbaru, Rabu (4/9).

Terlebih kakak kandungnya Prof Dr Syaugi Mubarak Seff juga dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Hukum pada hari itu. Padahal jarak usia kakak beradik kelahiran Kota Martapura Kabupaten Banjar tersebut jauh yakni 10 tahun.

“Ini merupakan anugerah bagi saya, dan tentu semua berproses, tidak ada yang instan,” kata Faizal.

Baca juga: Kabut Asap Jalur Pelaihari-Banjarmasin Menipis, Lalu Lintas Lancar

Baca juga: Belum Tetapkan Status Tanggap Darurat Karhutla, Begini Alasan Pemprov Kalsel

Putra almarhum H Mubarak Ali Seff dan almarhumah Hj Fettum Ahmad Seff tersebut mengawali karier sebagai dosen pegawai negeri sipil (PNS) pada 2010. Dalam meniti jenjang kepangkatan, Prof Faisal kerap rintangan. Misalnya artikel ditolak.

Namun kegagalan itu tidak membuatnya patah semangat untuk tetap menulis. Bahkan kegagalan itu ia jadikan motivasi untuk tetap berkarya.

“Man jadda wajada, barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti dia akan dapat. Hanya itu motivasi saya,” ucapnya.

Menjadi Guru Besar bukan akhir bagi Prof Faisal, tetapi justru awal dari proses yang lebih panjang. Hal tersebut karena gelar Profesor di depan nama justu membuat Faisal memikul tanggung jawab yang lebih besar.

Oleh karena itu Prof Faisal berencana membikin karya baru yakni menerjemahkan buku bahasa Indonesia ke bahasa Arab. Dimulai dari karya-karya terbaik dosen UIN Antasari. “Tujuannya, agar karya dosen UIN Antasari bisa dibaca oleh orang Arab,” ungkapnya.

Baca juga: Menjelang Pemilu 2024, Bawaslu Kabupaten Barito Kuala Imbau Caleg dan Parpol Tidak Kampanye

Sebagai ketua, Prof Faisal juga terus berusaha mengembangkan Program Studi S-2 Pendidikan Bahasa Arab, yang telah meraih akreditasi unggul. Hal serupa tentu juga dilakukan abangnya, Prof Syaugi, yang saat ini menjadi Ketua Lembaga Penjaminan Mutu.

“Tentu kami sangat bahagia dan bersyukur serta bercampur sedih dan haru setelah meraih gelar Guru Besar. Sedih dan haru karena orangtua tidak dapat menyaksikan,” ucap Prof Faisal.

Prof Faisal juga bersyukur bisa mengabdi di UIN Antasari, yang banyak membantu kariernya. Seperti dukungan pelatihan serta pemberian insentif dari penelitian yang dilakukan.

“Dalam meraih karier akademik Guru Besar, saya tidak pernah loncat jabatan. Kuncinya hanya istiqamah menulis artikel setiap tahun,” tuturnya. (Banjarmasinpost.co.id/muhammad rahmadi)

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved