Berita Banjabaru

Pemprov dan Pemko Tak Bisa Rawat, 279 Sumur Bor Karhutla di Kalsel Rusak

Ratusan sumur bor yang dibangun di Kawasan Hidrologis Gambut (KHG) untuk mengatasi karhutla rusak

Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Rahmadi
Kondisi sumur bor yang masih aktif aset Badan Restorasi Gambut (BRG). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Hujan terjadi di sejumlah daerah di Kalimantan Selatan seperti Banjarmasin dan Banjarbaru, Minggu (8/10/2023). Kendati demikian petugas gabungan penanganan
kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tetap siaga di lapangan.

Kemarau panjang menyebabkan petugas dan relawan pemadam kesulitan mendapatkan sumber air.

Ratusan sumur bor yang dibangun di Kawasan Hidrologis Gambut (KHG) untuk mengatasi karhutla rusak.

Untuk diketahui, saat ini di Kalsel ada lima KHG seluas 325.392 hektare dengan target restortasi seluas 104.761 hektare.

Kelima KHG itu yakni KHG Sungai Maluka-Sungai Martapura, KHG Sungai Balangan-Sungai Batang Alai, KHG Sungai Barito-Sungai Alalak, KHG Sungai Barito-Sungai Sarapat dan KHG Sungai Utar-Sungai Tapin.

Berdasarkan keterangan Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kalsel Hardini Wijayanti, ada 629 sumur bor yang dibangun di KHG. Namun saat ini tersisa 350 sumur bor dalam kondisi baik. Sementara, 279 sumur bor lainnya tidak bisa digunakan.

Kerusakan sumur bor dangkal ini lebih banyak karena kurang perawatan. Ini juga karena lokasinya jauh dan sulit dijangkau.

Di Kota Banjarbaru, yang merupakan ring 1 karhutla karena ada Bandara Syamsudin Noor,  terdapat 50 sumur bor. Sumur tersebar di Kecamatan Landasanulin. Sebanyak 20 titik di Kelurahan Syamsudin Noor dan 30 titik di Kelurahan Guntung Manggis.

Puluhan sumur bor itu merupakan aset Badan Restorasi Gambut (BRG) sehingga Pemerintah Kota Banjarbaru tidak bisa merawat sumur tersebut.

"Sumur masih aset BRG, belum dihibahkan ke pemko. Jadi kami tidak bisa melakukan apa-apa," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarbaru, Rosida Ariyanti.

Dari 50 sumur itu hanya satu yang masih bisa digunakan, setelah dipastikan kondisinya oleh BPBD Banjarbaru. Lokasinya di Kelurahan Syamsudin Noor, Landasanulin, tidak jauh dari akses utama menuju bandara. Tidak jauh dari sumur, terdapat satu mesin alkon, yang bisanya digunakan untuk menyedot air.

Dikatakan Rosida, debit air sumur itu tidak terlalu besar, hanya mampu dimanfaatkan untuk mengatasi kebakaran di sekitarnya.

"Sementara ini kondisi air memang sulit, tapi kami memanfaatkan unit tangki dan mesin jinjing untuk pemadaman," ujarnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan Hanifah Dwi Nirwana juga menyatakan tidak punya kewenangan menangani ratusan sumur bor yang dibangun pada 2017 itu.

"Kami hanya fokus yang digarap dari Tugas Pembantuan Restorasi Gambut (TPRG). Jumlahnya satu sumur bor dan masih operasional dan bagus karena dirawat oleh masyarakat, " kata Hanifah.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved