Selebrita

Mengenal Penyakit Epilepsi yang Diidap Amanda Manopo: Penyebab, Gejala, Risiko dan Tak Bisa Sembuh

Amanda Manopo, Lawan main Arya Saloka di Sinetron Ikatan Cinta itu mengidap penyakit epilepsi. Ini penyebab, gejala, faktor resiko dan pengobatannya.

Editor: Murhan
Tiktok agml612
Kolase Tiktok Amanda Manopo. Mengenal Penyakit Epilepsi yang Diidap Amanda Manopo: Penyebab, Gejala, Faktor Risiko dan Tak Bisa Sembuh. 

Cedera sebelum persalinan. Hal ini karena sebelum lahir, bayi sensitif terhadap kerusakan otak yang
disebabkan oleh beberapa faktor seperti kekurangan oksigen, nutrisi buruk, atau infeksi pada ibu.

Penyakit menular seperti HIV/AIDS, meningitis, serta ensefalitis virus.

Kondisi otak yang menyebabkan kerusakan pada otak, seperti stroke dan tumor otak.

Cedera pada kepala akibat kecelakaan, terjatuh, atau cedera traumatik lainnya.

Pengaruh genetik apabila Anda memiliki riwayat keluarga dengan epilepsi.

Selain beberapa hal di atas, penyebab epilepsi juga terbagi menjadi dua, yaitu:

  • Epilepsi simptomatik (sekunder): Jenis epilepsi yang penyebabnya dapat diketahui, yaitu karena adanya sejumlah faktor seperti luka berat di kepala, stroke, atau tumor otak.
  • Epilepsi idiopatik (primer): Jenis epilepsi yang penyebabnya tidak diketahui. Namun, terdapat dugaan bahwa kondisi ini disebabkan oleh faktor keturunan (genetik).

    Faktor Risiko Epilepsi

    Selain beberapa penyebab yang diduga dapat memicu epilepsi di atas, ada pula beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena epilepsi. Berikut di antaranya:

  • Riwayat kejang di masa kecil
  • Infeksi otak
  • Demensia
  • Penyakit vaskular atau stroke
  • Cedera pada kepala
  • Riwayat keluarga dengan epilepsi
  • Berusia di bawah 2 tahun atau lansia di atas 65 tahun

    Gejala Epilepsi

    Pada sebagian besar kasus, gejala epilepsi adalah kejang yang terjadi secara spontan dan tidak berlangsung lama, tetapi berulang.

Beberapa gejala lain yang dirasakan oleh bayi, anak-anak, atau orang dewasa pengidap epilepsi adalah sebagai berikut:

  • Tatapan kosong (terlalu lama fokus pada satu titik)
  • Gejala psikis
  • Otot terasa kaku
  • Merasa kebingungan sementara
  • Gerakan menyentak pada kaki dan tangan yang tak terkendali
  • Kejang/tremor pada sebagian tubuh atau keseluruhan
  • Mengalami kejang yang disertai dengan tubuh menegang dan hilang kesadaran secara spontan sehingga penderitanya tiba-tiba terjatuh

    Diagnosis Epilepsi

    Saat melakukan diagnosis, dokter akan menanyakan terlebih dahulu terkait gejala yang dialami serta riwayat kesehatan. Setelah itu, akan dilakukan beberapa pemeriksaan untuk mendiagnosis kondisi pasien.

Adapun beberapa tes penunjang yang dilakukan untuk mendiagnosis penyakit epilepsi adalah sebagai berikut:

  • Pemeriksaan neurologis: Bertujuan memeriksa fungsi otak, kemampuan motorik, serta perilaku pasien.
  • Tes darah: Untuk mengetahui adanya masalah kesehatan lain yang dapat menyebabkan epilepsi.
  • EEG (Electroencephalogram): Mendeteksi gelombang otak yang abnormal.
  • Tes pencitraan otak seperti CT Scan, MRI, fMRI, PET Scan, dan SPECT.

Pengobatan Epilepsi

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved