Peningkatan Produksi Gas Metan di TPA Basirih Kota Banjarmasin hingga Kini Terganjal Modal

Itu yang membuat pemanfaatannya tidak sempurna. Selama ini, penutupan dilakukan dengan tanah.

Penutupan zonasi TPA ini juga berdasarkan permintaan Kementerian untuk penilaian TPA.

Bahkan, beber Agus Siswadi, zonasi TPA harus tertutup 70 persen.

Ia menyebut anggarannya hanya Rp 190 juta. 

Selain itu, anggaran terbatas juga membuat instalasi tidak dapat dibangun.

Baca juga: Jelang Akhir Musim Kemarau, Berikut Luas Lahan Terbakar Akibat Karhutla di Kota Banjarbaru

Baca juga: Api Karhutla Nyaris Melumat Pondok di Jingah Habang Ulu Kabupaten Banjar Kalsel

Untuk mengalirkan gas metan, harus membangun instalasi baru. 

Membangun instalasi gas metan sampai ke Handil Palung mencapai lebih dari Rp 200 juta. 

"Tahun depan ada anggaran sekitar Rp 190 juta. Itu tidak cukup. Paling maksimal memang dengan investasi dari pihak ketiga maupun lainnya," imbuh Agus Siswadi. 

Ia melirik investasi dari luar. Menurutnya, investasi tersebut bisa membuat penampungan khusus untuk gas metan.

Saat ini, selanya, penampungan hanya terbatas tanpa ada penampungan khusus. 

Baca juga: Petugas Polres Tabalong Kalsel Periksa Dinding Pasar Rakyat Tanjung yang Ambruk

Baca juga: Dinding Layar Pasar Rakyat Tanjung Runtuh, Kadis Koperasi UKM Perindag Datangi Korban Terluka

"Kalau ditampung sembarangan, gas metan ini berbahaya. Makanya, perlu ada investasi. Kan memungkinan ditampung dengan tangki khusus, seperti elpiji," pungkasnya.

(Banjarmasinpost.co.id/Eka Pertiwi)