Btalk

Ini Sikap Ketua DPC Gerindra Banjarmasin Soal Strategi Kampanye Tandem dan Dompeng Mendompleng

Ketua DPC Partai Gerindra Banjarmasin, HM Yamin HR dan pengamat political marketing yang juga dosen Magister Manajemen ULM, Arief Budiman tampil btalk

Penulis: Eka Pertiwi | Editor: Edi Nugroho
Screenshoot youtube Banjarmasinpost.co.id
Ketua DPC Partai Gerindra Banjarmasin, HM Yamin HR dan pengamat political marketing yang juga dosen Magister Manajemen Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Arief Budiman tampil btalk Banjarmasnpost 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Beragam cara dan strategi digunakan para caleg untuk memperkenalkan diri ke masyarakat. Baliho-baliho “kampanye” pun bertebaran. Berlomba memancing perhatian publik.

Menariknya, di banyak baliho, sang calon tidak tampil sendirian. Selain dirinya, mereka juga menyertakan foto calon lain di baliho. Bertandem. Saling mendompleng.

Efektifkah kampanye tandem ini? Mengapa strategi ini dipakai? Siapa yang diuntungkan? Program bincang politik Tribun Series Suara Rakyat Selasa 21 November 2023 Pukul 16.00 Wita akan membahas fenomena itu bersama Ketua DPC Partai Gerindra Banjarmasin, HM Yamin HR dan pengamat political marketing yang juga dosen Magister Manajemen Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Arief Budiman.

Dipandu Jurnalis Banjarmasin Post Agus Rumpoko, perbincangan ini dapat diikuti di akun Youtube Banjarmasin Post News Video, Facebook BPost Online dan Instagram Banjarmasin Post. Juga ditampilkan di koran Banjarmasin Post dan website banjarmasinpost.co.id.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi di HST di Bawah Provinsi Kalsel Jadi Penyebab HST tak Menetapkan UMK

Baca juga: Takut Melihat Petugas Satpol PP Tanahbumbu, Pengemis Lari hingga ke Semak Belukar

Berikut adalah petikan wawancara bersama Dosen Magister Manajemen Universitas Lambung Mangkurat (ULM) yang juga pengamat Political Marketing, Arief Budiman.

Bagaimana anda melihat kampanye bersama ini?

Kampanye bersama ini menggabungkan dua wajah dengan satu wajah. Satu wajah dari DPRD Kabupaten Kota dan satu dari DPRD Provinsi di atasnya. Ini memang saya lihat sebagai suatu strategi yang sering digunakan oleh para calon legislatif.

Ini untuk menarik perhatian. Yang jadi pertanyaan apakah ini efektif atau tidak? Bagi saya ini jelas tidak efektif. Karena ini ada dua wajah yang ditampilkan. Maka ada dua posisi yang berbeda. Dua janji yang berbeda. Yang satu dapilnya lebih sedikit yang satu dapilnya lebih banyak. Artinya janji politiknya tidak sama.

Perbedaan lainnya yakni positioning. Yang satu misalnya klimis yang satu lebih tua incumbent. Dua positioning ini tidak sama. Pemilih nanti akan bingung memilih. Pemilih kenal di bawah tapi tidak kenal di bawah. Pemilih bisa saja tidak suka yang di atas tapi suka dengan yang di bawah. Ini akan membingungkan para pemilih.

Ini tidak akan efektif karena akan membingungkan. Para caleg ini juga bisa saja melakukan kampanye bersama.

Apakah efektif branding tiga jadi satu?

Saya mencontohkan hanya dua. Tapi ini menampilkan tiga wajah sekaligus. Ini akan jauh lebih susah menyelaraskan. Mulai dari DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kota. Tagline saja sudah berbeda. Bagaimana mereka bisa menyamakan hal itu dalam satu gambar.

Bagaimana strategi triplet?

Kalau strategi triplet ini akan lebih mudah dikenal dengan satu satu satu. Strategi membuat tandem triplet ini harus dipikirkan. Ini bisa menjadi beban untuk yang lain. Ini bisa jadi mendompleng untuk memang. Siapa yang didompleng dan siapa yang mendompleng. Harusnya ini berkolaborasi untuk meraih suara. Saya tidak menyarankan jika ada yang berduet. Karena memang kampanye harus dilakukan sendiri. Tapi tentu saja biayanya akan jauh lebih besar. Branding dan posisi yang berbeda. Dompleng mendompleng menjadi rumit. Berbeda jika branding sendir, positioning sendiri.

Bagaimana cara dompleng mendompleng ini efektif?

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved