Kolom

Membangun Kerukunan Para Elit Politik

Pada 2024 ini rakyat Indonesoa akan memasuki tahun politik, di tahun ini diharapkan elit politik untuk berbuat ini

Editor: Irfani Rahman
Foto ISt Untuk BPost Group
Ahmad Syawqi, Pustakawan UIN Antasari Banjarmasin 

Berbagai persoalan keresahan sosial yang muncul dibangsa kita saat ini, seperti pertengkaran atas lahan, penyalahgunaan kekuasaan, hingga pada kegiatan yang mengarah pada krisis moral. Memang berbagai fakta itu, telah mengantarkan bangsa kita akan terpuruk dimata masyarakat dan bahkan dunia internasional. Keterpurukan yang dialami atas berbagai persoalan itu, bukan berarti bahwa kita akan larut dalam kesedihan dan pertengkaran yang berkepanjangan.

Secara sosiologis, bahwa memikirkan solusi atas segala persoalan yang dihadapi oleh bangsa kita saat ini, akan jauh lebih memiliki makna. Bila dibandingkan dengan menyalahkan kelompok atau golongan yang pada muaranya akan melahirkan sebuah ketidakpedulian terhadap sesama.

Saling menyalahkan pun bukan menjadi  sarana yang terbaik dalam mewujudkan bangsa ini menjadi besar. Kebesaran bangsa Indonesia itu terletak pada masyarakat yang sopan dan santun dalam bermasyarakat.

Demikian pula elit politik kita, wajib menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak, etika sopan dan santun dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa.

Akhlak dan Ketauladan

Akhlak sebagai sebuah nilai ajaran agama yang berisi kesopanan dan kesantunan wajib dijadikan suri tauladan bagi kita semua termasuk para elit politik kita saat ini. Kita semua dianjurkan untuk menebar kebaikan, bukan dengan mempertontonkan perasaan “benci” terhadap sesamanya.

Perilaku Masyarakat kita saat ini akan mengarah pada rasa saling membenci apabila elit politik kita selalau mempertontonkan rasa kebencian pada sesama elit politik. Bukankah elit politik, merupakan suri tauladan masyarakat dalam menjalankan aktivitas kesehariannya.

Jangan sampai elit politik sibuk dengan melontarkan rasa kebencian pada sesama elit politik. Kalau perilaku itu terus berlanjut, maka bisa saja berakhir pada situasi masyarakat akan berbuat lebih “anarkis” dalam membenci elit politik.

Menurut Suwaib Amiruddin seorang Sosiolog Untirta,  membangun kerukunan para elit politik tentunya akan jauh lebih mengarahkan hidup masyarakat kita untuk dapat keluar dari persoalan sosial yang dihadapinya.

Suwaib  menyatakan bahwa penyadaran elit politik akan pentingnya kerukunan, tentunya bukan hanya pada saat mendekati detik-detik agenda besar politik saja. Akan tetapi rasa kerukunan sepatutnya diagendakan disetiap masa dan waktu.

Dan bahkan rasa kerukunan pun itu, sebaiknya tidak perlu diagendakan. Karena jangan sampai membudayakan rasa kerukunan kuat disaat menjelang pemilu dan pemilukada. Kalau hal itu terjadi, maka kedewasaan elit politik kita dalam melihat segala persoalan yang melanda masyarakat kita belum terealisasikan dengan baik.

Mengurangi rasa “egois” dan “arogansi” dalam mempertahankan pendapat di tataran elit politik, tentunya merupakan modal utama untuk membangun bangsa maupun daerah kita yang membutuhkan berbagai kebijakan yang mengedepankan rasa kebijaksanaan.

Kerukunan para elit politik akan tertata dengan baik apabila setiap persoalan dihadapi dengan rasa arif dan bijaksana. Menciptakan kerukunan menjadi kewajiban dan tanggung jawab kita bersama. (*)

Mengurangi rasa “egois” dan “arogansi” dalam mempertahankan pendapat di tataran elit politik, tentunya merupakan modal utama untuk membangun bangsa maupun daerah kita yang membutuhkan berbagai kebijakan yang mengedepankan rasa kebijaksanaan.

Kerukunan para elit politik akan tertata dengan baik apabila setiap persoalan dihadapi dengan rasa arif dan bijaksana

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved