Tajuk
Pengorbanan KPPS
HARI pemilihan umum (Pemilu) sudah selesai dan kini tinggal menunggu rekapitulasi yang terus berlangsung secara berjenjang.
HARI pemilihan umum (Pemilu) sudah selesai dan kini tinggal menunggu rekapitulasi yang terus berlangsung secara berjenjang.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) mengungkapkan sebanyak 84 anggota petugas Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 meninggal dunia selama proses pelaksanaan pemungutan suara pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden serta calon anggota legislatif.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy’ari mengungkapkan ada 71 petugas di masa Pemilu 2024 yang meninggal dunia. Sedangkan 4.567 orang lainnya jatuh sakit.
Sementara anggota Bawaslu RI, Herwyn Malonda, mengungkapkan bahwa sebanyak 13 orang pengawas Pemilu 2024 meninggal.
Baca juga: Target 100 Ribu Kolong Bebas Sampah, Pemko Banjarmasin Terjunkan Tim Surung-sintak ke Sungai
Baca juga: Jelang Ramadan, Dinas Perdagangan Provinsi Kalsel Akan Gelar Pasar Murah di 13 Kabupaten Kota
Meski korban diklaim turun dari Pemilu 2019 yang mencapai 894 orang, tapi jumlah ini jelas terlalu ‘mahal’ bagi sebuah proses demokrasi di masa damai.
Bahkan terbaru kabar duka juga datang dari Banjarmasin. Seorang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Tempat Pemungutan Suara (TPS) 27 Kelurahan Karang Mekar, Chandra Dinata (49), meninggal dunia, Selasa (20/2). Memang untuk penyebab jelasnya belum diketahui apakah terkait pemilu atau sebab lain.
Dalam simulasi yang dilakukan sebelumnya, KPU menjelaskan sudah melakukan persiapan lebih matang untuk kelancaran pesta demokrasi.
Praktiknya, petugas KPPS tetap bekerja selama tiga hari. Mulai H-1, menunggu kedatangan logistik berupa surat suara dan lain sebagainya.
Kemudian hari H dari pagi hingga larut malam dan bahkan menyambung H+1, karena banyaknya form administrasi yang harus diisi.
Untuk mempersiapkan petugas KPPS sebenarnya sudah dilakukan upaya perbaikan. Mulai dari syarat kesehatan fisik dan rohani, kemudian rekrutmen untuk mereka yang berusia muda, serta menaikan honor mereka.
Baca juga: Jelang Ramadan, Dinas Perdagangan Provinsi Kalsel Akan Gelar Pasar Murah di 13 Kabupaten Kota
Bahkan di sejumlah daerah pemerintah menyubsidi pemberian vitamin/suplemen bagi petugas KPPS. Tapi ternyata proses yang harus dijalani untuk mempelelototi ratusan nama caleg tak mudah.
Sebagai evaluasi, penyelenggara Pemilu perlu membuat rumusan baru bagi proses ini karena petugas KPPS memiliki beban kerja yang cukup tinggi, baik sebelum hari pemilihan, pada saat pemilihan, maupun sesuai hari pemilihan.
Dewan yang duduk di Senayan berkat kerja keras para petugas KPPS juga harus memikirkan hal ini.
Sebagaimana sistem dua panel yang sempat diusulkan KPU namun ditolak, ada baiknya kembali dipikirkan.
Plus minus tentu ada, termasuk mengenai transparansi dan pengawasan, tapi nyawa petugas harus dipikirkan.
Bagi mereka yang gugur saat menjalankan tugas mulia ini, semoga juga mendapat perhatian dari pemerintah. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.