Kabar Kaltara
Kini Dirawat di RSUD Nunukan Kaltara, Ini Kondisi Terakhir Dua Bayi yang Menderita Infeksi Paru-paru
Kini dirawat di RSUD Nunukan Kaltara, ini kondisi terakhir dua bayi yang menderita infeksi paru-paru.
BANJARMASINPOST.CO.ID, NUNUKAN - Kini dirawat di RSUD Nunukan Kaltara, ini kondisi terakhir dua Bayi yang menderita infeksi paru-paru.
Muhammad Naufal salah satu bayi tersebut hanya sesekali meminum susu bayi dalam dot yang diberikan ibunya.
Bayu tersebut kembali menangis seakan tak bisa menahan rasa sakitnya.
Raut wajah sedih dan tampak kebingungan dari Riska Dwi Marita (30) yang melihat bayi laki-laki miliknya hanya bisa menangis di atas kasur ruangan RSUD Nunukan.
Baca juga: DPD Nasdem Banjarbaru Jaring Balon Wali Kota dan Wakil Wali Kota, Pendaftaran Sampai 7 Mei 2024 Ini
Baca juga: Perusahaan Minta Serendah-rendahnya, Ini Permintaan Buruh di Tarakan Kalimantan Utara Soal UMK
Seorang bayi yang belum genap berusia satu tahun bernama Muhammad Naufal itu,merupakan anak pertama dari pasangan Riska Dwi Marita dan Arifin Triasakti.
Wanita berhijab hitam itu berasal dari Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Muhammad Naufal hanya sesekali meminum susu bayi dalam dot yang diberikan ibunya dan kembali menangis seakan tak bisa menahan rasa sakitnya.
"Kami sampai rumah sakit hari Minggu sore. Kondisi anak saya lemas. Dokter sudah cek darah dan ronsen katanya Naufal infeksi paru-paru," kata Riska Dwi Marita kepada TribunKaltara.com, saat ditemui di RSUD Nunukan, Rabu (01/05/2024), pagi.
Riska yang baru kerja satu minggu di PT Bhumi Sei Menggaris Indah (BSI) Nunukan terpaksa harus membawa bayinya ke RSUD Nunukan untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.
Dia mengaku bayinya sudah seminggu menderita sakit dengan gejala batuk, pilek, demam, dan Muntaber.
Sebelumnya Riska sempat mengecek kondisi bayinya ke klinik PT BSI, namun dokter di sana memintanya untuk merujuk bayinya ke RSUD Nunukan.
Saat mendengar itu Riska sempat bingung karena dia dan suami tak punya biaya di tangan. Sementara pasangan suami istri itu baru bekerja selama satu minggu di PT BSI dan tidak memiliki BPJS Kesehatan.
Akhirnya, perusahaan bersedia meminjamkan uang kepada Riska dan suami untuk biaya berobat di RSUD Nunukan dengan catatan potong gaji bulan ini.
"Saya dan suami kerja panen sawit. Potong pelepah pohon dan ambil brondolan yang suami saya panen. Upah kami satu bulan Rp3,3 juta. Kerja dari pukul 05.00 Wita (dini hari) sampai 17.00 Wita. Selama kerja anak kami dititipkan ke TPA (tempat penitipan anak) milik perusahaan," ucapnya.
Riska menduga bayinya kurang mendapat perhatian oleh pengasuh di TPA PT BSI. Dia menyebut ada sekira 50-an bayi dan Balita yang dititipkan oleh orangtuanya di TPA tersebut.
| Diterjang Badai, Empat Nelayan di Perairan Pantai Amal Baru Tarakan Kaltara Hilang |
|
|---|
| 35 Anak di Sebatik Tengah Nunukan Kaltara Keracunan MBG, Sampel Makanan Dikirim ke Laboratorium |
|
|---|
| Puluhan Siswa di Pulau Sebatik Kaltara Keracunan, Dewan Minta Program BMG Distop Dulu |
|
|---|
| Mobil Dinas Camat Dipakai Bantu Evakuasi 13 Murid SD di Sebatik Kaltara Diduga Keracunan MBG |
|
|---|
| 58 Siswa Sebatik Tengah Kaltara Mual Hingga Diare Usai Santap MBG, Camat: Gejalanya Cukup Berat |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.