Berita Banjarmasin

Petugas Bongkar Kasus Kejahatan Seksual di Banjarmasin, Berawal Dari Aplikasi Jodoh & Diajak Pacaran

Jajaran Sat reskrim Polresta Banjarmasin bongkar kasus kejahatan seksual di Kota Banjarmasin, dua orang jadi korban

Penulis: Rifki Soelaiman | Editor: Irfani Rahman
Kompas
Ilustrasi. Pelecehan Seksual. Dua kasus pelecehan seksual dibongkar petugas 

“Motifnya sama. Korban dan pelaku bertemu dari aplikasi jodoh, chatting, ketemuan, bujuk rayu lalu dibawa ke hotel,” ujar Kasat Reskrim Polresta Banjarmasin

Korban dibawa dua hari tanpa pulang ke rumah oleh seorang pria berinisial AK. Berdasarkan keterangan para saksi, korban awalnya izin ingin membeli sate, namun tak kunjung pulang selama satu jam lebih. 

Keluarganya pun segera menyusul korban ke pedagang sate tersebut. “Berdasarkan keterangan pedagang sate, korban memang sempat membeli sate dan tampak terburu-buru. Lalu dari kejauhan ia dijemput oleh seorang pria,” sambung Eru. 

Karena korban tak mempunyai handphone, orangtuanya pun segera memeriksa handphone adik korban yang sering dipinjamnya. Dan ternyata di handphone tersebut ada chat dari seseorang yang hendak membawanya pergi. 

“Orangtua korban segera melaporkan hal tersebut ke Polresta Banjarmasin,” lanjut Eru. 

Setelah dilakukan penyelidikan, polisi berhasil menemukan korban yang saat itu dibawa oleh pelaku berinisial AK.

“Berdasarkan keterangan korban, ia ingin pergi dari rumah lantaran dimarahi oleh ibunya saat di rumah. Korban juga mengaku telah melakukan hubungan suami istri sebanyak dua kali oleh pelaku di hotel kawasan Banjarmasin Tengah,” ungkap Eru. 

Atas perbuatannya tersebut, pelaku dijerat dengan Pasal 332 KUHP dan atau Pasal 81 Undang-Undang Perlindungan Anak. 

Sat Reskrim akan Bentuk Patroli Cyber

Maraknya kasus seksual terhadap anak itu tentunya membuat Sat Reskrim Polresta Banjarmasin berkoordinasi dengan beberapa pihak terkait. 

“Kami bersama dengan Binmas akan berkoordinasi dengan beberapa instansi seperti Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Dinas Sosial, tim ahli psikolog untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat terkait antisipasi kejahatan serupa,” kata Eru. 

Selain itu, akan ada patroli cyber yang dilakukan oleh kepolisian terhadap penyalahgunaan aplikasi jodoh. “Kami koordinasikan dengan kominfo untuk melakukan pengawasan terhadap dugaan atau indikasi kejahatan seksual,” lanjutnya. 

Eru juga berpesan kepada masyarakat dan orangtua agar selalu awasi 3P. “Yaktu awasi pendidikan, pergaulan dan penggunaan media sosial anak,” tandasnya. 

(Banjarmasinpost.co.id/rifki soelaiman)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved