Hikmah Luar Biasa

KH ABDURRAHMAN HUSEIN
Pimpinan Pondok Pesantren Sirajul Huda, Pelaihari

Dalam Islam sudah jelas bahwa kewajiban bagi yang hidup yakni memandikan, mengafani, mensalatkan dan menguburkan jenazah seorang muslim. Itulah yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Ada pun mualaf, dia sudah muslim karena telah berikrar dengan cara syahadat, Jadi proses pelaksanaan pengebumiannya seharusnya seperti yang diatur Islam. Namun ketika kasus ini terjadi, maka kita kembalikan bahwa yang penting dia sudah syahadah, semoga Allah menerima segala amal ibadahnya di sisiNya.

Jadi dalam kasus tersebut karena dia mualaf, artinya tunduk pada aturan Allah SWT, maka segala budaya harus tunduk pada aturan agama. Tentang pelaksanaan pengebumiannya yang berbeda oleh pihak keluarga non-muslim, itu (pengebumian) adalah fisik yang terlihat.

Mudah-mudahan dengan imannya, Allah SWT akan menjaganya dan dimaafkan orang-orang yang melakukan pengebumian tak sesuai aturan Islam tersebut.

Baca juga: Pendosa Tak Sadar Lakukan Ibadah Besar

Baca juga: Kalangan Muslim di Kabupaten Tanahlaut Sebut Dali Wassink Jadi Pelajaran Berharga

Kalau kejadian ini terjadi pada zaman Rasul, sudah pasti terselesaikan secara baik karena Baginda Rasul selalu bisa mengeksekusi tiap permasalahan dengan solusi yang baik sesuai aturan agama. Perbedaan pendapat terjadi setelah Rasul tiada.

Bagaimana kita sebagai muslim? Tentu kita harus selalu mengikuti Rasul sebagaimana firman Allah yang artinya,”Apa saja yang dilakukan Rasul maka menjadi pegangan dan dilaksanakan dan apa-apa yang dilarang Baginda Rasul maka jauhi dan tinggalkan.”

Kasus tersebut menjadi pembelajaran bagi kita. Manakala seseorang sudah memilih sebuah keyakinan maka harus diberitahukan secara luas, sehingga banyak orang yang tahu.

Jadi, hendaknya bukan hanya diketahui oleh sebagian kecil orang. Hal seperti ini hikmahnya sangat luar biasa (banjarmasinpost.co.id/idda royani)