Berita HSS

Tak Hanya Semangka, Panen Waluh dan Ubi Jalar Juga Berlimpah di Nagara Kabupaten HSS

Panen waluh (labu) dan gumbili di wilayah Kecamatan Daha Selatan, Daha Utara dan Daha Barat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) melimpah

Penulis: Hanani | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Hanani
Hasil panen bah waluh dari Desa Samuda, Kecamatan Daha Utara, yang dipasarkan petani di Desa Mning Tengah, Kecamatan Daha Selatan, Jumat (11/10/2024).   

BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN - Musim kemarau di wilayah Kecamatan Daha Selatan, Daha Utara dan Daha Barat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) menjadi “syurga” bagi para petani.

Lahan rawa terbentang luas yang biasanya berair, menjadi lahan pertanian yang subur setelah kering.  

Tak hanya memanfaatkan untuk bertani padi dan semangka yang kini sedang panen raya, tapi juga menanam waluh (labu), Gumbili (ubi jalar) hingga sayuran.

Pantauan banjarmasinpost.co.id,  Jumat (11/10/2024), sepanjang jalan di Desa Muning Baru dan Muning Tengah, ramai petani melakukan transaksi dengan pedagang pengumpul buah dan sayuran.

Pengepul tersebut dari berbagai daerah di Kalsel, yang membeli untuk dipasarkan kembali ke Kaltim, Kalteng, hingga pulau Jawa dan Sulawesi.

Baca juga: Memborong Semangka di Muning HSS,  Amran Panen Buah Jumbo 15,2 Kilogram

Baca juga: Panen Raya, Harga Semangka di HSS Turun, Petani Desa Muning Daha Selatan Pasrah

Ahmad, petani Waluh mengatakan, panen jenis sayur tersebut baru sepekan.

Dia berkebun waluh jenis hyprid dan waluh Juai, yang ukurannya dalam satu buah mencapai 10 kilogram.

 “Alhamdulillah tahun ini panenya berlimpah. Tak ada gangguan hama untuk waluh. Kalau semangka, ada sebagian yang kena hama,”ungkapnya.

Untuk waluh, dijual berdasarkan ukurannya. Ukuran sedang, Rp 7.000 sedangkan ukuran besar dengan berat 7 sampai 10 kilogram jenis waluh Juai harganya mencapai Rp 30 ribu per buah.

Akhmad mengatakan, panen waluh ini masih akan berlangsung sampai satu bulan ke depan.

Sementara untuk gumbili Nagara (ubi jalar), juga sedang berlimpah, dan dijual para petani di pinggir-pinggir jalan.

Untuk gumbili Nagara ini, dijual dengan harga dikisaran Rp 4.000 per kilogram jika membeli eceran. Sedangkan jika membeli dalam jumlah banyak untuk dijual kembali Rp 2.900 per kilogram.

Gumbili Nagara dikenal memiliki bongkahan yang besar, mencapai 3 sampai 5 kilogram dalam setiap bongkahannya. Ada dua varian ubi nagara, yaitu dengan isi putih dan isi oranye seperti warna wortel.  Menurut Yusuf, petani ubi dan semangka, ubi jenis tersebut, tumbuh subur di wilayah Daha Utara, seperti Desa Samuda.

“Saking suburnya lahan rawa lebak di Daha Utara, bisa menghasilkan tiga sampai 5 kilogram dalam satu bongkahan umbi,”ungkapnya.

Baca juga: Rasanya Bikin Nagih, Kwaci Biji Waluh Khas Kandangan HSS Dimasak di Oven Sampai Kering

Kebanyakan hasil panen umbi, juga dipasarkan ke berbagai daerah di Kalsel hingga luar Kalsel, seperti Kaltim dan Kalteng serta pulau Jawa melalui pedagang pengumpul yang datang ke lokasi panen.

 “ALhamdulilah untuk kemarau basah tahun ini membuat hasil panen berlimpah. Dari semangka, sayuran, gumbili, waluh, timun suri. Masa panennya juga panjang, karena antarpetani wakt tanamnya tak sama,”pngkasnya. (banjarmasinpost.co.id/hanani)

 

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved