Kolom
Takdir, Kebetulan dan Pilihan
Dalam istilah Islam, takdir, berasal dari kata “qadar” yang artinya ukuran, batasan, Dalam Al Qur’an, kata taqdîr cenderung bermakna hukum alam
Di sisi lain, berbeda dengan hewan, kebebasan memilih yang dimiliki manusia mencakup kebebasan moral, yaitu memilih antara yang baik dan buruk, yang benar dan salah. Kebebasan moral inilah yang dapat membuat manusia lebih mulia dari malaikat, atau lebih hina dari binatang.
Dalam menentukan pilihan ini, tujuan hidup menjadi sangat penting. Apakah hidup ini sekadar ingin bersenang-senang, atau lebih dari itu, ingin melaksanakan tanggung jawab? Apakah hidup ini untuk melayani dan membahagiakan sesama, atau lebih tinggi lagi, untuk menggapai cinta dan rida Tuhan?
Pilihan yang kita tentukan itu akan tampak dalam sikap dan perbuatan. Sikap dan perbuatan itu ada yang baik, buruk, atau netral. Yang baik adalah yang mendatangkan manfaat di dunia dan di akhirat.
Yang buruk adalah sebaliknya, rugi di dunia atau di akhirat. Bagi kaum beriman, rugi di dunia dan untung di akhirat juga tergolong baik. Yang netral adalah yang boleh dikerjakan tanpa konsekuensi moral, pahala atau dosa.
Perbuatan netral juga bisa buruk jika sia-sia. Berselancar di internet itu boleh alias netral, tetapi jika tak tentu arah, berarti membuang-buang waktu saja.
Tahun lalu dan Tahun Baru, datang dan pergi silih berganti. Hidup akan terus mengalir, bergerak dan berubah, tetapi semua berada dalam gengam takdir-Nya. Banyak kebetulan yang terjadi di luar kendali kita, dan banyak pula pilihan hidup yang harus kita putuskan dan pertanggungjawabkan.
Waktu adalah salah satu takdir kita, pembatas hidup kita. Waktu akan berlalu sia-sia kecuali jika kita beriman dan berbuat baik, serta saling mengingatkan tentang kebenaran dan kesabaran (QS 103).
Selamat Tahun Baru 2025. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.