Berita Banjarmasin

Pasar Sentra Antasari Banjarmasin Kian Sepi dan Tak Nyaman, Pedagang Keluhkan Aksi Ngelem dan Preman

Toko di kawasan Sentra Antasari Banjarmasin banyak tutup dan pedagang keluhkan ektivitas remaja ngelem dan premanisme

|
Banjarmasinpost.co.id/Saiful Rahman)
KIOS KOSONG-Deretan kios kosong di Pasar Sentra Antasari Banjarmasin sebagian besar tertutup rapat dengan tempelan pengumuman bertuliskan “Disewa” atau “Dijual”. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Senin (20/10/2025) pagi, di Sentra Antasari Banjarmasin menghadirkan kesan hidup dan ramai. 

Dari sisi luar, aktivitas para pedagang tradisional dan penjual pakaian tampak menggeliat. Lapak sembako terbuka lebar, melayani pembeli eceran maupun partai, menciptakan suasana pasar yang semarak. 

Namun, kesan itu mulai memudar ketika melangkah ke area terdalam bangunan pusat perbelanjaan di lantai dasar. 

Deretan ruko kosong menyambut, sebagian besar tertutup rapat dengan tempelan pengumuman bertuliskan “Disewakan” atau “Dijual”. Kondisinya menunjukkan bahwa ruko-ruko tersebut telah lama tak berpenghuni.

Semakin masuk ke bagian dalam, suasana pasar berubah menjadi muram. Sampah menumpuk di sejumlah sudut, kontras dengan papan larangan buang sampah sembarangan yang terpajang di dinding. Aroma pesing menyengat tercium di beberapa titik, dan tikus-tikus tampak berlarian bebas di sela-sela lorong.

Meski demikian, masih ada segelintir pedagang yang bertahan. Jumlahnya bisa dihitung jari. Mereka tetap membuka lapak, berharap ada pembeli yang datang.

Beberapa pedagang makanan, elektronik, dan aksesoris terlihat tetap berjualan meski sepi pengunjung. Di pojok-pojok area tergelap, tampak sekelompok orang dengan pakaian lusuh dan langkah sempoyongan. Di sudut lain, beberapa remaja terlihat asyik menghisap lem fox, seolah tanpa beban dan tanpa pengawasan.

Naik ke lantai atas dari area terdalam, kondisi serupa kembali terlihat. Ruko-ruko tutup tak bertuan, beberapa rusak dan dipenuhi tumpukan sampah. Aroma pesing masih tercium di udara kontras dengan papan pengumuman "dilarang kencing di sini".

Sementara itu, sisi bangunan yang menghadap ke jalan utama masih menunjukkan aktivitas pasar yang relatif normal. Namun, kerapihan dan kebersihan tetap menjadi sorotan utama. Pasar ini seolah hidup di permukaan, namun menyimpan kehampaan dan persoalan serius di dalamnya.

Di sudut terdalam lantai dasar Pasar Sentra Antasari Banjarmasin, di antara ruko-ruko kosong dan aroma pesing yang tak kunjung hilang, seorang perempuan bernama Fatimah masih setia berdiri di balik kompor. Minyak mendidih, ayam dan ikan bergoyang di wajan, bumbu diracik dengan cekatan. Di tengah kesunyian, kedainya menjadi satu-satunya titik terang di lorong yang nyaris gelap. 

“Yah beginilah suasananya Mas,” ucap Fatimah, membuka percakapan dengan senyum seadanya.

Fatimah tak sekadar berjualan. Ia merawat harapan. Setiap pagi, ia membuka kedai dengan doa agar ada pembeli yang datang. Ia tahu, tak banyak yang melangkah ke area terdalam pasar. 

Kursi-kursi kosong bekas kedai lain menjadi saksi bisu perubahan yang drastis. Tapi Fatimah tetap bertahan.

“Saya buka pagi sampai jam 2 jam 3 aja Mas, tidak pernah lagi sampai sore. Liat saja sunyi seperti ini. Tapi alhamdulillah ada aja masih yang datang membeli,” tuturnya sambil menata lauk pauk khas Banjar di meja sederhana.

Fatimah telah berjualan di pasar ini selama 25 tahun. Ia menyaksikan masa-masa gemilang, terutama di era Presiden SBY. Fatimah mengenang ketika lantai dasar pasar dipenuhi pengunjung dan suara tawar-menawar riuh terdengar.

“Jaman SBY ramai banar, sunyinya yah pas selesai Covid. Langsung banyak yang berhenti, bukan pindahan tapi memang berhenti berjualan,” kenangnya sambil menghela nafas.

Kini, bukan hanya sepi pengunjung yang ia dan pedagang lain hadapi. Lingkungan yang kotor, bau tak sedap, dan keberadaan anak-anak yang mabuk lem membuat suasana semakin tak nyaman. Tapi Fatimah tetap memilih bertahan, meski ia tahu tak mudah.

“Dengar info mau dikelola oleh Pemko Banjarmasin, saya berharap kebersihannya, keamanannya juga diperketat. Tidak nyaman orang datang lingkungan kotor dan banyak juga anak-anak mabuk lem,” katanya, sambil sesekali mengaduk masakan.

Di lantai dasar Pasar Sentra Antasari Banjarmasin, bukan hanya kesunyian yang menyelimuti ruang terdalam bangunan pusat perbelanjaan ini. Masalah keamanan kini menjadi sorotan krusial, menyusul seringnya terjadi aksi pemalakan dan gangguan dari kelompok yang diduga mabuk dan tidak terkontrol.

Fatimah, salah satu pedagang makanan yang telah berjualan selama puluhan tahun di lantai dasar, dengan hati-hati menunjuk seorang pria yang berdiri jauh di sudut lorong.

“Itu mas orangnya yang suka meminta-minta, jangan pian lihati nanti dia ke sini,” bisik Fatimah sambil terus meracik lauk pauk dagangannya.

Di beberapa sudut lorong, memang tampak sekumpulan orang dengan pakaian lusuh, berjalan tak tentu arah. Bau pesing dan suasana kumuh seolah menyatu dengan keberadaan mereka. 

Bagi pedagang sekitar, kondisi ini bukan hanya mengganggu kenyamanan, tapi juga menimbulkan rasa takut.

“Saya tidak pernah lagi sampai sore. Karena di sini itu kumpul mereka mabuk-mabuk, tambahnya lagi anak-anak lem,” keluhnya sambil menunjuk area tepat di samping kedainya yang tampak berantakan dan gelap.

Lantai dasar pasar kini seperti bangunan yang kehilangan nyawa. Meski masih ada aktivitas jual beli, jumlah pembeli sangat minim. Pedagang yang bertahan harus menghadapi lingkungan yang tidak kondusif, dari sampah yang menumpuk hingga ancaman premanisme.

Naik ke lantai dua, kondisi tak jauh berbeda. Bau tak sedap masih tercium, lantai pecah-pecah, dan ruko-ruko kosong tak bertuan mendominasi pemandangan. Rijali, pedagang pakaian di lantai dua, mengungkapkan kekhawatirannya.

“Banyak lagi kosong. Di blok C itu masih banyak kosong, blok D juga toko-toko kosong. Yah bagaimana urusan Pemko itu,” ujarnya.

Kini, harapan para pedagang tertuju pada Pemerintah Kota Banjarmasin yang telah mengambil alih pengelolaan pasar. Mereka berharap ada pembenahan menyeluruh, terutama soal kebersihan dan keamanan.

“Paling utama kebersihan dan keamanan. Pian lihat ajakan di bawah itu banyak kekanakan lem fox segala macam pakainnya tidak karuan,” tambah Rijali.

Pasar Sentra Antasari bukan hanya butuh revitalisasi fisik, tapi juga pemulihan rasa aman. Di tengah harapan akan perubahan, para pedagang tetap bertahan, meski bayang-bayang ketakutan terus menghantui ruang dagang mereka.

"Kalau bisa keamanan, kebersihan diketatkan biar kami aman, diramaikan lagi seperti dahulu," kata Fatimah.

Ya, salah satu yang paling mengkhawatirkan adalah maraknya aktivitas remaja mabuk lem fox. Terlihat oleh BPost, seorang anak tampak asyik menggenggam plastik berisi lem. Menyadari kehadiran BPost, ia segera naik tangga dengan langkah cepat, sesekali menoleh ke belakang. 

Beralih ke sudut lain, tepat di belakang Warung Makan Timah, seorang remaja tampak duduk di area gelap sambil menghirup lem. Ketika didekati dan diajak bicara, jawabannya tak karuan.

Tampak jelas bahwa ia telah terpengaruh efek lem fox. Ketika ditanya lebih lanjut, ia hanya mampu mengucapkan sepatah dua patah kata, lalu berjalan menuju tempat sampah.

“Nggih bang ulun buang, nggih,” katanya sambil membuang plastik lem ke tong sampah.

Fenomena ini bukan hal baru bagi para pedagang di lantai dasar. Pasar yang seharusnya menjadi ruang ekonomi, kini berubah menjadi tempat mabuk lem bagi remaja-remaja putus sekolah. 

Keberadaan mereka menambah ketakutan di tengah suasana pasar yang sudah sepi dan kumuh.

“Udah sering banyak di sini orang ngelem fox, preman mabuk juga banyak,” ujar seorang pedagang yang enggan disebutkan namanya.

Kondisi ini memperkuat desakan agar Pemerintah Kota Banjarmasin segera melakukan penataan dan pengawasan ketat terhadap pasar. Tanpa tindakan nyata, ruang dagang yang tersisa bisa sepenuhnya berubah menjadi zona rawan, bukan lagi tempat yang layak untuk berdagang maupun berbelanja. 


Segera Ditertibkan


Aksi premanisme dikabarkan sering dialami oleh sejumlah pedagang, yang berjualan di lantai dasar Pasar Sentra Antasari, Banjarmasin.

Mereka mengaku kerap dipalak oleh sekelompok orang, yang diduga dalam kondisi mabuk.

Dikonfirmasi, Kabid Ketertiban Umum, Satpol PP Banjarmasin, M Syarmani mengaku belum menerima laporan mengenai hal tersebut.

"Segera kami koordinasikan ke pimpinan, apakah itu masuk ke unsur pidana atau tidak," kataya, Senin (20/10/2025).

Berkaitan hal tersebut, Syarmani mengimbau kepada masyarakat untuk dapat melapor apabila mendapati kondisi yang berpotensi menganggu ketertiban umum.

"Silakan melapor, agar bisa segera ditindak lanjuti," jelasnya.

Sebelumnya Satpol PP Banjarmasin telah menertibkan sekelompok remaja, yang sedang nongkrong di bangunan lantai 2 Harum Manis, Pasar Baru.

Empat pria tersebut diamankan petugas, lantaran tepergok sedang asik ngelem sambil mengkonsumsi miras oplosan.

Aktivitas para remaja tersebut ketahuan petugas, beradasarkan hasil dari laporan masyarakat sekitar. 

Kabar mengenai maraknya aksi premanisme di Pasar Sentra Antasari, turut menyita perhatian jajaran Direksi Perumda Pasar Banjarmasin.

Meski baru mengetahui informasi tersebut, Direktur Operasional Perumda Pasar Banjarmasin, Azhar Budi berjanji akan segera melakukan tindak lanjut.

Sebab menurutnya perbuatan premanisme tersebut dikhawatirkan dapat mengganggu keamanan dan ketertiban  "Kami akan segera melakukan penertiban di Pasar Antasari, bersama pihak kepolisian," katanya, Senin (20/10/2025).

Berkaitan hal tersebut Azhar mengimbau kepada masyarakat untuk melapor, apabila menemui aktivitas meresahkan di lingkungan pasar.

Azhar juga mengajak kepada masyarakat, untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan pasar. 

"Sudah sepatutnya pasar jadi tempat yang aman dan nyaman untuk berbelanja, bukan tempat unjuk kekuatan bagi pihak yang tidak bertanggungjawab," ucapnya. (sai/mel)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved